Cara Mengembangkan Design Thinking – Demi bisa menjalankan bisnis berkelanjutan, Anda sebagai pebisnis pastinya harus bisa berpikir ekstra. Mulai berpikir bagaimana caranya mendapatkan SOP yang mendukung visi misi perusahaan, hingga strategi marketing mana yang terbaik. Semua itu bisa didapatkan apabila Anda sudah memiliki design thinking yang baik.
Design thinking yang baik menjadi alasan terbesar mengapa banyak pebisnis menjadi sukses. Dengan design thinking ini pebisnis mampu menuangkan ide-ide inovatif dan juga strategi untuk bisnis mereka. Tak jarang, dengan itu pula pebisnis mampu mendapatkan solusi terbaik ketika benar-benar diperlukan pada situasi genting.
Design thinking sendiri dapat terbentuk melalui waktu atau pengalaman, meskipun pada kasusnya bukan jadi satu-satunya jaminan. Pebisnis yang sudah lebih dulu terjun di dunia bisnis belum tentu memiliki design thinking yang baik. Terlebih di dalam prosesnya jarang melakukan ujicoba strategi atau A/B testing.
Lantas bagaimana caranya agar Anda dapat menemukan design thinking terbaik bagi Anda sendiri?. MinTiv akan menjelaskan kepada Anda bagaimana cara mengembangkan design thinking secara terperinci di dalam artikel ini. Jadi simak baik-baik ya!.
Apa itu Design Thinking?
Sebelum lanjut ke penjelasan bagaimana cara mengembangkan design thinking, ada baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu design thinking. Design thinking adalah rangkaian proses kognitif, strategis, praktis yang berulang. Digunakan sebagai solusi masalah yang sedang dihadapi, dan juga sebagai awal mula ide inovatif yang out of the box. Solusi atau ide tersebut mampu menjawab permasalahan serta kebutuhan target marketing dan bukan berdasarkan asumsi semata.
Cara Mengembangkan Design Thinking
1. Bangun Empati
Pertama adalah dengan membangun empati terhadap pengguna atau pelanggan. Empati ini diperlukan untuk meningkatkan perspektif yang baik dari pelanggan terhadap bisnis Anda. Empati berbeda dengan simpati. Di mana empati dapat muncul meski belum mengalami peristiwa yang sama.
Contohnya ketika Anda memiliki bisnis Jual Beli Peralatan Olahraga. Anda dengan cerdik memainkan emosi di dalam iklan Anda dengan menempatkan kata-kata daripada dampak jarang berolahraga. Seperti tubuh yang mudah lelah, dan juga sering sakit-sakitan. Anda membaca banyak jurnal dan artikel kesehatan untuk memperkuat riset pemasaran Anda.
Cara Anda ini sudah terbangun ke dalam bagian design thinking bagian membangun empati. Di sini Anda tidak perlu merasakan sakit terlebih dahulu untuk bisa menjual produk Anda. Output yang diharapkan dari tahap pertama adalah ini adalah respon dari audiens market.
2. Definisikan Masalah
Kedua adalah dengan mendefinisikan masalah yang ada. Kelanjutan setelah Anda mendapatkan output dari tahap sebelumnya. Anda bisa lakukan pendekatan dengan bertanya atau berikan statement satu atau dua kalimat kepada audiens yang coba berkonsultasi dengan Anda.
Menggunakan contoh kasus sebelumnya, di mana Anda bertindak sebagai pebisnis yang menjual peralatan olahraga. Pelanggan datang kepada Anda lalu curhat bahwa dia tidak punya cukup waktu untuk berolahraga di luar rumah, tetapi merasa bosan ketika berolahraga di dalam rumah.
Di poin tersebut, Anda bisa masuk dengan menawarkan produk sepeda statis lengkap dengan monitor untuk penggunanya dapat merasakan atmosfer seperti sedang bersepeda di luar rumah.
3. Kumpulkan Solusi
Ketiga adalah dengan mengumpulkan solusi. Mereka yang menjadi calon pelanggan tentunya akan senang jika Anda sebagai pihak yang menawarkan produk atau jasa berikan banyak solusi.
Masih dengan contoh kasus yang sama dengan sebelumnya, Anda bisa saja memberikan opsi lain dengan menawarkan sensasi berolahraga bersama dengan pelatih secara online. Dengan berlatih bersama dan juga diawasi oleh pelatih profesional, pelanggan tentunya akan merasa sangat dipedulikan.
Itu baru solusi kedua, tentunya Anda bisa mencari sendiri solusi yang ketiga, keempat dan juga seterusnya
4. Uji Prototipe
Berikutnya adalah dengan melakukan uji coba prototipe, atau uji coba strategi mana yang akan berhasil. Di sini Anda bisa lakukan segmented marketing seperti menawarkan 50 orang pertama dengan opsi pertama, dan 50 orang setelahnya dengan opsi kedua (contoh kasus sebelumnya).
Ujicoba seperti ini tentunya akan memudahkan Anda untuk menentukan mana strategi terbaik yang bakal Anda terus jalankan.
5. Konsisten
Terakhir adalah konsisten. Ya, lakukan langkah 1 sampai 4 ini secara konsisten menyesuaikan masalah bisnis Anda. Pastikan bahwa Anda selalu melatih kemampuan Anda dalam 4 langkah sebelumnya.
Baca Juga: 7 Trend Content Marketing yang Pebisnis Wajib Tahu
Inilah penjelasan lengkap tentang apa itu design thinking. Apabila Anda berminat untuk mendapatkan Jasa Konsultasi Bisnis Digital Terbaik, panggil saja Creativism.id.
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor WhatsApp 6281 22222 7920.
[…] Baca Juga: Cara Memunculkan Design Thinking untuk Pebisnis […]