Red Flag Terbesar SEO – Jagat media sosial saat ini, tengah dihebohkan dengan satu istilah keren baru, yakni green flag dan red flag. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kondisi yang positif dan juga kondisi yang negatif. Sudah jelas bahwa green mewakili kondisi positif dan red mewakili kondisi negatif.
Baca Juga: Keuntungan SEO dalam Bisnis
Istilah ini biasanya digunakan agar kita bisa berhati-hati sebelum memilih atau menjalankan sesuatu. Nah, mengikuti tren ini, MinTiv akan mengaitkannya pada SEO. Tapi di sini, MinTiv lebih tertarik untuk membahas red flag terbesar SEO. Penasaran apa saja? simak baik-baik artikel ini ya!.
5 Red Flag Terbesar SEO
Sebenarnya ada banyak red flag yang bisa Anda temukan saat menjalankan SEO. Tapi di sini, MinTiv hanya akan membahas 5 di antara banyak red flag yang ada. 5 red flag ini menjadi yang paling sering diabaikan oleh kebanyakan pebisnis. Akibatnya, kampanye SEO yang dilakukan secara keseluruhan, tidak memberikan hasil yang maksimal.
Adapun 5 red flag SEO itu adalah;
1. Thin Content
Red flag terbesar SEO yang pertama adalah website memiliki terlalu banyak thin content. Thin content sendiri adalah istilah untuk menggambarkan kondisi konten yang tidak berkualitas, tidak otentik, dan tidak bermanfaat untuk pengunjung. Konten seperti ini muncul biasanya dikarenakan kurangnya pemahaman pembuat konten akan search intent yang tepat. Selain itu, kurangnya proses riset dan rancangan outline konten yang baik, berpeluang besar menjadikan konten Anda menjadi “konten tipis”.
Sudah jelas bahwa thin content akan sulit untuk mendapatkan ranking. Jangankan ranking, untuk sekedar masuk proses indexing saja, MinTiv yakin 1000%, itu sulit. Ingat, bahwa Google adalah mesin pencarian informasi yang sangat mengedepankan penggunanya mendapatkan pengalaman baik saat mencari informasi. Mereka tentu akan berusaha keras menghindarkan penggunanya dari informasi yang tidak bernilai. Salah satunya datang dari thin content.
Thin content juga berpeluang besar memberikan website Anda peningkatan persentase bounce rate. Bounce rate sendiri adalah persentase yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak pengunjung website yang langsung meninggalkan halaman tertentu setelah membukanya.
2. Kecepatan Akses Website yang Lambat
Red flag yang kedua adalah kecepatan akses website yang begitu lambat. Terlebih lagi jika website tersebut diakses melalui perangkat mobile. Ingat, bahwa Google sangat memperhatikan website yang mampu beradaptasi pada berbagai jenis platform akses informasi. Terlebih lagi untuk desktop dan mobile. Website yang tidak perform di mobile tentunya akan menguranginya potensi dapatkan traffic yang berlimpah.
Baca Juga: Faktor Faktor Ranking Website di Google
Seperti yang kita ketahui bersama, kebanyakan pengunjung website mengaksesnya dari perangkat mobile. Hampir sama dengan sebelumnya, red flag SEO yang satu ini, juga akan berakibat buruk pada ranking website, bounce rate dan juga pastinya page experience.
3. Mengabaikan Optimasi Gambar
Ketiga adalah sering mengabaikan optimasi gambar. Padahal optimasi gambar pada SEO, dapat membantu Anda untuk mendapatkan traffic tambahan dari image search. Website yang di dalamnya dilakukan optimasi gambar, cenderung memiliki nilai aksesibilitas tinggi di mata Google.
Ada banyak alasan mengapa pebisnis abai untuk proses yang satu ini. Salah satunya adalah malas mengisi Alt, Title, Caption, Description image satu per satu. Padahal, kunci utama dari kesuksesan kampanye SEO adalah bersabar menjalankan seluruh metodenya secara konsisten.
4. Tidak Menjalankan Local SEO
Red flag terbesar SEO berikutnya adalah dengan tidak menjalankan Local SEO. Kebanyakan pebisnis yang memiliki website, terlebih yang pemula, lebih asik untuk menjalankan 2 metode SEO saja yakni On Page SEO dan Off Page SEO. Menjalankan keduanya memang bagus, tetapi tidak cukup untuk membantu performa metrik website secara menyeluruh.
Terutama performa terkait metrik lead dan konversi. Mengabaikan Local SEO jelas akan menjauhkan Anda dari potensi mendapatkan pertumbuhan bisnis yang baik di pasar lokal. Bisnis Anda jadi tidak terlalu maksimal pada pasar target audience terdekat. Salah satu cara terbaik untuk menjalankan SEO adalah dengan mengoptimalkan penggunaan Google My Business.
5. Tidak Melakukan Analisis Kompetitor
Terakhir adalah dengan tidak melakukan analisis kompetitor. Ya, tidak melakukan analisis kompetitor, tentu saja akan mempersempit sudut pandang Anda terkait pertarungan dengan kompetitor di niche bisnis yang sama. Anda jadi kurang atau bahkan tahu terkait tren konten yang lagi diminati oleh target audience yang sama. Tidak melakukan analisis kompetitor, berpeluang besar menjadikan Anda korban dari flanking marketing.
Analisis kompetitor sendiri terdiri dari banyak model. Anda bisa melakukan analisis pada content gap, backlink gap, dan lain-lain.
Inilah penjelasan lengkap tentang red flag terbesar SEO. Apabila Anda berminat untuk mendapatkan Jasa Kelola Website Terbaik, hubungi saja Creativism.id.
Baca Juga: Cara Dapatkan Banyak Klik Website
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor 6281 22222 7920.