Inilah Cara Mudah Membedakan Target Market dan Target Audience
Target Market Target Audience – Ketika menjalankan bisnis digital maka wajar jika kita akan menemukan banyak istilah baru di dalamnya. Beberapa bahkan sudah sering terdengar di telinga kita tapi definisinya masih rancu. Bahkan istilah 1 dengan istilah lainnya seringkali tertukar. Tidak perlu malu untuk mengakuinya, karena ini adalah bagian dari proses belajar yang panjang.
Nah, di antara banyak istilah bisnis digital yang seringkali tertukar tersebut adalah target market dan target audience. Beberapa atau bahkan banyak dari pebisnis masih menganggap bahwa kedua istilah ini sama saja alias tidak ada perbedaan.
Padahal faktanya tidak demikian. Nah, berikut ini adalah penjelasan rinci mengenai perbedaan antara kedua istilah ini. Simak baik-baik artikel ini ya!.
Apa Itu Target Market?
Kita mulai dari target market. Didapatkan dari Indeed, target market adalah keseluruhan kelompok yang diharapkan pebisnis untuk dapat membeli atau menggunakan jasa mereka. Target market ini biasanya terdiri dari sekelompok orang dengan ciri-ciri yang sama.
Baik itu tinggal di wilayah yang sama, memiliki preferensi produk favorit yang sama, jenis layanan yang disukai dan lain-lain.
Apa Itu Target Audience?
Lalu bagaimana dengan target audience?. Hampir mirip dengan target market, hanya saja target audience lebih spesifik dan tidak bersifat umum layaknya target market. Target audience adalah kelompok yang lebih sempit dari target market yang Anda harapkan.
Didapatkan dari Social Pilot, target audience adalah mereka yang paling Anda harapkan untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan.
Perbedaan Target Market dan Target Audience
Terdapat 2 poin penting yang bisa membantu kita menemukan jarak perbedaan yang jelas antara kedua istilah ini. 2 poin penting adalah;
1. Jumlah Orang yang Ada Didalamnya
Ya, poin penting pertama adalah jumlah orang yang ada di dalamnya. Jika target market ditujukan pada keseluruhan kelompok, ini berarti data yang dimiliki pebisnis akan jauh lebih besar dan banyak. Tapi tidak dengan target audience. Di mana data calon pelanggan di dalamnya akan jauh lebih sedikit atau tepatnya lebih spesifik dibanding target market.
Data inilah yang nantinya akan memudahkan pebisnis untuk lakukan segmented marketing.
2. Prospek Pembelian Produk
Kedua adalah prospek pembelian produk. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pembelian produk atau jasa dari target audience lebih tinggi. Hal ini wajar terjadi dikarenakan mereka memiliki hubungan dengan produk atau jasa yang erat.
Besarnya target audience menandakan bahwa bisnis dapat berjalan dengan baik. Sementara itu, target market adalah kelompok yang tidak dijamin akan membeli produk dari perusahaan. Ya, mereka tidak memiliki hubungan dengan produk atau jasa yang erat.
Agar lebih mudah memahami perbedaan antara kedua istilah ini, simak baik-baik contoh di bawah ini;
Anggaplah Anda adalah pebisnis jual beli mainan anak. Tentu saja target market Anda adalah anak-anak. Tapi mainan yang Anda jual bukanlah mainan yang pas untuk rata-rata uang saku anak-anak. Lalu siapa yang Anda harapkan untuk bisa membelinya?. Pastinya orang tua mereka bukan?. Nah, orang tua merekalah yang bertindak sebagai target audience Anda.
Inilah penjelasan lengkap tentang apa itu target market dan audience. Apabila Anda berminat untuk mendapatkan Partner Bisnis Digital Terbaik, hubungi Creativism.id.
Baca Juga: Jenis Jenis SEO yang Harus Diketahui oleh Pemula
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor 6281 22222 7920.
Apa itu Paid Search, Manfaat dan Perbedaanya dengan Organic Search?
Apa itu Paid Search – Salah satu tandingan atau rival terbesar daripada teknik SEO marketing adalah SEM (Search Engine Marketing). Ada banyak tools yang bisa digunakan untuk strategi marketing yang satu ini. Yang paling terkenal tentu saja tools Google Ads.
Sebuah tools iklan digital dari Google yang memungkinkan penggunanya untuk dapat melakukan iklan di berbagai platform Google. Mulai dari hasil pencarian, aplikasi Play Store, website dan juga video YouTube. Di dalamnya ada banyak hal yang harus Anda perhatikan. Salah satunya adalah metrik Paid Search.
Baca Juga: 5 Bahaya Menjalankan Black Hat SEO
Apa itu Paid Search?. Untuk Anda yang sudah membaca artikel tentang apa itu Organic Search, pastinya sudah mengetahui sedikit tentang Paid Search ini. Tapi tenang, di sini MinTiv akan kembali menjelaskan tentang apa itu Paid Search secara terperinci. Jadi simak baik-baik ya!.
Apa itu Paid Search
Paid Search adalah jenis pencarian yang didapatkan dari hasil membayar search engine seperti Google dan Bing untuk menampilkan konten Anda di pencarian teratas. Paid Search juga sering disebut juga Paid Per Click.
Ya, Anda harus membayar sejumlah klik yang didapatkan.
Lalu apa jadinya jika konten Anda tidak mendapatkan klik?. Ada 2 kemungkinan, yang pertama adalah biaya yang diperlukan akan jauh lebih murah, dan yang kedua lebih mahal, karena Google dipaksa untuk bekerja keras menampilkan iklan Anda. Metrik Pay Per Click ini berjalan lurus dengan jumlah impression atau jangkauan yang didapatkan.
Bisa dibilang bahwa Pay Per Click marketing mengkombinasikan kemampuan Anda untuk hasilkan konten yang berkualitas sekaligus research terhadap platform yang potensi menguntungkan. Tujuan daripada menjalankan Pay Per Click atau Paid Search jelas adalah untuk meningkatkan RoI.
Biaya yang dianggarkan dalam dashboard Google Ads harus dapat memberikan hasil yang lebih. Selain untuk mendatangkan untung, setidaknya berhasil mengembalikan modal yang diperlukan. Adapun hasil dari metode ini dapat terlihat jelas di Search melalui label pencarian Sponsored.
Contohnya seperti gambar di bawah ini;
Sumber: Google.com
Perbedaannya dengan Organic Search
Meskipun sama-sama ditujukan untuk mendapatkan peningkatan traffic, nyatanya Paid Search dan Organic Search adalah 2 hal yang berbeda.
Paid Search digunakan dengan cara membayar search engine, sedangkan Organic Search tidak sama sekali. Meskipun dapat meningkatkan jumlah traffic website secara cepat, nyatanya tujuan utama Paid Search adalah fokus untuk mendatangkan banyak lead.
Perbedaan lainnya terletak pada tujuan market dan audiens.
Di mana organic search fokus untuk menghasilkan RoI yang maksimal “hanya” dari konten yang berkualitas serta mendapatkan audiens yang relevan. Sedangkan paid search fokus untuk meningkatkan impression iklan dan mendapatkan audiens yang tergolong ke dalam potential buyer.
Lebih Worth It Paid Search atau Paid Social?
Berbicara tentang Paid Search, maka kita juga akan berbicara tentang Paid Social.
Sesuai dengan namanya, Paid Social adalah teknik marketing yang membayar platform media sosial tertentu, entah itu Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, dan lain-lain untuk dapat menampilkan konten Anda di audiens yang tepat.
Meskipun mirip, nyatanya paid social memiliki cara kerja mendasar yang sangat berbeda dengan paid search. Paid social lebih bersifat interuptif, artinya memecah fokus audiens yang punya minat pada niche bisnis Anda untuk melihat konten Anda.
Sedangkan Paid Search tidak. Paid Search lebih ditujukan untuk pengguna yang memang memiliki intensi tinggi pada niche bisnis tertentu.
Di sini Anda mungkin akan berpikir bahwa Paid Search jauh lebih unggul ketimbang Paid Social.
Sejenak ini bisa dibilang benar, terlebih jangkauan yang Paid Search miliki lebih luas. Konten dapat tampil di hasil pencarian, aplikasi Play Store, website dan juga video YouTube. Sedangkan Paid Social hanya dapat tampil di media sosial terpilih saja.
Tapi, lagi-lagi ini bergantung pada niche dan juga audience market yang Anda miliki. Apabila audiens market Anda lebih banyak tampil di media sosial, tentu saja menjalankan paid search bukan pilihan yang tepat.
Jadi, jika ditanya soal worth it yang mana?, MinTiv menyerahkan jawaban tersebut sesuai dengan model bisnis Anda masing-masing.
Inilah penjelasan lengkap tentang paid search. Apabila Anda berminat untuk mendapatkan mitra bisnis terbaik untuk urusan digital marketing, hubungi Creativism.id.
Baca Juga: Contoh Social Media Advertising
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor 6281 22222 7920.
5 Cara Menentukan Tujuan Social Media Marketing
Tujuan Social Media Marketing – Social media marketing adalah salah satu jenis marketing channel yang banyak dipilih oleh pebisnis.
Hal ini wajar mengingat jumlah pengguna media sosial di seluruh dunia terus meningkat setiap tahunnya. Kita ambil contoh saja dari 2 media sosial terpopuler saat ini, yakni Instagram dan TikTok.
Sekilas Tentang Instagram vs TikTok
Inovasi yang dilakukan oleh Instagram baru baru ini adalah cara terbaik bagi mereka untuk tetap eksis di tengah gempuran TikTok. Inovasi ini berdampak positif pada jumlah pengguna Instagram yang terus meningkat.
Terkhusus di Indonesia, jumlah pengguna Instagram yang ada mencapai angka 109,3 juta jiwa. Angka ini sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pengguna Instagram terbanyak nomor 4 di dunia.
Memilih untuk menjalankan Instagram marketing juga berpotensi besar memberikan bisnis Anda banyak keuntungan. Beberapa di antara data statistik tersebut adalah;
- Rata-rata pengguna Instagram menghabiskan waktu sekitar 53 menit per hari.
- 63% pengguna Instagram membuka aplikasi ini setidaknya satu hari sekali.
- 70% pengguna Instagram menonton konten video di Stories.
- Pengguna berusia 25 tahun ke bawah, rata-rata menghabiskan waktu 32 menit per hari. Potensi untuk pemasaran konten pada audiens generasi Z dan millennial sangatlah besar.
Lalu bagaimana dengan TikTok. Media sosial yang terbilang masih baru ini sudah mendapatkan banyak perhatian dari kalangan pebisnis. Salah satu yang menjadi sebabnya, adalah perkembangan jumlah pengguna TikTok yang terus meningkat di tahunnya.
Di Indonesia, jumlah pengguna TikTok bahkan sudah mencapai angka 112.97 juta jiwa. Jadikan Indonesia negara terbesar kedua di dunia dengan jumlah pengguna TikTok terbanyak. Selisih 3,53 juta saja dari peringkat pertama yakni Amerika Serikat (jumlah pengguna 116.49 juta jiwa).
Berikut beberapa data statistik TikTok yang berpotensi menguntungkan bisnis;
- Jumlah pertumbuhan downlad TikTok per 5 Februari 2023 mencapai 3.5 miliar.
- Mayoritas pengguna TikTok di seluruh dunia adalah wanita. Peluang yang besar untuk bisnis di bidang skincare dan fashion.
- Rata-rata pengguna TikTok di seluruh dunia menghabiskan sekitar 850 menit di TikTok setiap bulannya. 90% di antaranya bahkan mengakses TikTok setiap hari.
- 24% marketer setuju bahwa TikTok lebih efektif bantu mereka mencapai tujuan bisnis. Pengguna TikTok cenderung lebih mudah untuk berbelanja. Pengeluaran konsumen di media sosial ini mencapai $2.3 miliar di tahun 2021.
Cara Menentukan Tujuan Social Media Marketing
Dari sini Anda mungkin akan bertanya-tanya tentang media sosial manakah yang terbaik untuk dipilih. Apakah dengan menjalankan Instagram marketing atau dengan TikTok Marketing. Jawaban dari pertanyaan ini sebenarnya bergantung pada tujuan social media marketing yang dilakukan.
Bergantung pada jenis audiens yang ingin Anda jelajahi. Untuk membantu menemukan jawaban yang tepat, Anda bisa membaca link artikel di bawah ini terlebih dahulu;
Baca Juga: Instagram atau TikTok, Mana yang Terbaik untuk Bisnis Anda?.
Setelah membaca artikel di atas, Anda pastinya setuju bahwa sejatinya tidak ada social media yang terbaik untuk marketing secara umum. Yang ada hanyalah social media yang sesuai dengan tujuan marketing bisnis Anda.
Lalu bagaimana sih caranya menentukan tujuan social media marketing ini?.
Nah berikut ini, MinTiv akan memberikan 5 tips keren cara menentukan tujuan social media marketing. Tips pertama dimulai dari;
Sumber: Creativism.id
1. Memahami Tingkat Brand Awareness Bisnis
Yang pertama adalah dengan memahami terlebih dahulu tingkat brand awareness bisnis. Memahami tingkatan ini akan memudahkan Anda untuk menentukan tujuan marketing tertentu yang realistis dicapai.
Semisal jika Anda baru saja membuka bisnis, maka Anda perlu lebih banyak content marketing berjenis soft selling agar audiens bisa mengenali Anda. Bisnis yang baru saja dibuka tentunya akan berada pada tingkatan unaware brand.
Dari sini Anda dapat mengetahui tujuan yang realistis untuk dicapai, yakni berusaha memuatkan content marketing yang dilakukan agar bisnis beranjak dari tingkatan unaware brand menjadi brand recognition/brand recall.
2. Meninjau Performa Konten yang Sudah Ada
Berikutnya adalah dengan meninjau performa konten yang sudah ada.
Ya, bisa dibilang bahwa ini adalah audit konten, bagian terpenting untuk melihat kesinambungan tujuan awal dengan performa konten. Apakah performa konten yang dilakukan sudah mendekati tujuan awal atau tidak.
Baca Juga: 4O Contoh CTA Menarik untuk Konten IG!
Atau akankah lebih baik tujuan yang telah ditetapkan di awal tersebut diganti menyesuaikan performa konten yang ada. Semisal di awal Anda telah menentukan tujuan marketing untuk mendapatkan lebih banyak lead. Anda menjalankan kampanye untuk 4 minggu.
Di minggu terakhir, Anda melakukan pengecekkan dan ternyata kampanye yang dilakukan tidak memberikan Anda hasil lead yang maksimal. Tapi ada metrik lain yang juga sama pentingnya dalam bisnis tapi tidak menjadi tujuan Anda, berhasil perform. Contoh saja metrik pengunjung website yang datang dari Instagram.
Nah, daripada mengganti struktur kampanye konten yang sudah ada, lebih baik mengganti tujuan kampanye konten tersebut.
Dari yang awalnya adalah untuk meningkatkan lead atau konversi, menjadi meningkatkan traffic pengunjung website dari Instagram. Lalu untuk tujuan kampanye meningkatkan lead sebelumnya, Anda bisa lakukan inovasi jenis kampanye konten yang berbeda.
3. Pelajari Daftar Metrik Penting
Ketiga adalah dengan mempelajari daftar metrik penting. Metrik sendiri adalah skala pengukuran, digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan kampanye konten. Adapun di social media marketing, terdapat 2 jenis metrik yang dapat diukur, yakni Awareness dan Engagements.
Untuk Awareness, detail metrik yang digunakan adalah reach (jangkauan konten yang didapatkan), impression (jumlah konten dilihat), dan audience growth (pertumbuhan followers). Rumus untuk menghitung audience growth adalah;
Net New Followers/Total Audience x 100 = Growth Rate Percentage
Sedangkan untuk Engagements, detail metriknya adalah Engagement rate (jumlah likes, comments, save, shares). Rumus yang digunakan adalah;
Total Likes, Comments, Save, Shares / Total Followers x 100 = Average Engagement Rate Percentage.
Amplification rate (jumlah share dari audiens), rumusnya adalah;
Total Post Shares/Total Followers x 100 = Amplification rate percentage.
Dan yang terakhir adalah Virality Rate (tingkat kepopuleran/viral), rumus yang digunakan adalah;
Number of shares/number of Impressions x 100 = Virality rate percentage.
4. Jadilah Realistis
Yang keempat adalah menjadi realistis. Langkah keempat ini berkaitan erat dengan langkah yang pertama. Di dapatkan dari Later.com, mereka menyarankan metode SMART, yakni
- Specific – Tentukan tujuan yang benar-benar spesifik.
- Measure – Libatkan metrik penting di dalam tujuan tersebut, agar proses kampanye konten yang dilakukan terus terukur.
- Achievable – Kerucutkan tujuan Anda agar sesuai dengan ruang lingkup konten bisnis yang dimiliki.
- Relevant – Pastikan tujuan konten di media sosial selaras dengan tujuan bisnis.
- Time Sensitive – Berikan batas waktu untuk kampanye konten yang ada beredar. Semisal pada akhir tahun performa konten sudah harus dapat mencapai tujuan tertentu.
5. Menggunakan Tools
Yang terakhir adalah dengan menggunakan tools khusus. Anda bisa menggunakan tools yang ada di Instagram Insights, ataupun dari Meta Business Suite. Untuk Anda yang menggunakan TikTok, maka Anda bisa menggunakan TikTok Insights atau sejenisnya. Begitu juga dengan media sosial lainnya.
Inilah penjelasan lengkap tentang cara menentukan tujuan social media marketing. Apabila Anda berminat untuk mendapatkan Jasa Kelola Media Sosial Terbaik, hubungi saja Creativism.id.
Pesan Sekarang: Jasa Kreator Konten TikTok
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor WhatsApp 6281 22222 7920.
Ini Nih Manfaat Voice of Customer untuk Kemajuan Bisnis
Voice of Customer – Pelanggan adalah nyawa utama daripada pergerakan bisnis. Pebisnis harus pandai mengatur bisnisnya agar memiliki sistem customer base yang kuat. Jika tidak, bisnis akan mudah tergerus oleh kompetitor dan juga oleh perkembangan di dunia niche bisnis itu sendiri.
Ya, jika tidak memahami perilaku dari pelanggan di pasar, maka faktor-faktor eksternal yang dapat “mematikan” bisnis, akan jauh lebih terasa dampaknya, terlebih faktor perkembangan sosial dan teknologi.
Memahami pelanggan akan memberikan Anda wawasan yang luas sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan strategi marketing tertentu. Manfaat paling besar tentu saja adalah memudahkan pebisnis untuk memilih strategi marketing terbaik hasil dari A/B testing.
Manfaat lain adalah memudahkan Anda untuk jalankan segmented marketing. Anda bahkan bisa saja menjalankan strategi marketing dengan memanfaatkan audiens yang sudah tercipta dari bagian niche kompetitor yang kurang dimaksimalkan. Strategi ini disebut dengan flanking marketing.
Lalu bagaimana cara Anda memahami pelanggan?. Anda perlu mempelajari lebih dalam tentang apa itu Voice of Customer.
Apa itu Voice of Customer?
Agar lebih mudah, kita akan menyebut Voice of Customer ini dengan sebutan VoC saja ya.
VoC adalah metode penelitian yang pusat atau sumber datanya adalah pelanggan. Dilakukan dengan cara mengumpulkan feedback pelanggan sebanyak-banyaknya terhadap jasa atau produk yang ditawarkan.
Kita dapat menyebut VoC ini sebagai bagian dari customer acknowledgement, bagian dari bisnis untuk mengetahui perasaan pelanggan.
Didapatkan dari Qualtrics, VoC ini mampu meningkatkan wawasan pebisnis dalam proses penawaran. Penawaran yang dilakukan akan jauh lebih menarik dan juga identik dengan personalized ads (benar-benar sesuai kebutuhan pelanggan). Volume penjualan juga akan ikut meningkat sebagai efek domino yang didapatkan.
Perlu diketahui juga bahwa adanya VoC akan memudahkan perusahaan untuk jalankan strategi social proof. Sekitar 94% konsumen akan jauh lebih yakin melakukan pembelian atau repeat order apabila produk atau jasa yang ia hendak beli memiliki testimoni positif dari pelanggan sebelumnya.
Manfaat dari VoC
- Pebisnis jadi lebih mudah mengetahui motivasi pembelian produk/jasa dari pelanggan.
- Pebisnis akan mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang pandangan mengenai produknya sendiri. Dengan itu, pebisnis bisa terus mempertajam bagian dari USP (Unique Selling Point) produk/jasa yang ditawarkan, agar lebih mudah terlihat oleh pelanggan.
- Mampu meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap bisnis.
- Kinerja anggota tim bisnis jadi lebih maksimal dan efektif mengarah pada tujuan bisnis itu sendiri. Baik itu untuk kampanye dengan tujuan tingkatkan brand awareness ataupun untuk tujuan meningkatkan lead konversi. Manajemen konten produk juga akan jauh lebih efektif.
- Potensi churn rate atau hilangnya pelanggan dari bisnis bisa diminimalisir.
Ragam Teknik VoC yang Mesti Anda Ketahui!
Bagaimana cara menjalankan teknik VoC ini dalam bisnis?. Ada 8 teknik yang bisa Anda gunakan. 4 di antara 8 teknik VoC ini adalah;
1. Reviews
Teknik Voice of Customer yang pertama kali bisa Anda terapkan adalah meminta reviews pelanggan. Reviews dari pelanggan ini tentunya akan sangat bermanfaat untuk proses meningkatkan kualitas produk atau layanan Anda. Anda bisa meminta secara langsung atau menyematkan link reviews kepada pelanggan Anda.
Jika Anda mendapatkan reviews positif, maka Anda bisa menggunakan untuk materi promosi social proof untuk calon pelanggan yang baru.
2. Survei
Selanjutnya adalah dengan memanfaatkan teknik survei. Untuk bisa menjalankannya, rancang dengan memuat pertanyaan-pertanyaan tepat sesuai niche bisnis Anda. Semisal Apakah produk skincare ini benar-benar memenuhi kebutuhan Anda untuk mengobati jerawat?.
Gunakan platform online dengan opsi pilihan ganda untuk memudahkan pelanggan menjawab pertanyaan yang ada. Contohnya Google Form, SurveyMonkey, HubSpot dan lain-lain.
3. Net Promoter Score
Selanjutnya adalah NPS. Model perhitungan skor persentase feedback dan kesetiaan pelanggan terhadap brand Anda. Metrik ini memiliki peran penting dalam proses survei kepuasaan pelanggan. Bagaimana tanggapan mereka tentang produk Anda, dan apakah ekspektasi mereka mereka terpenuhi atau tidak.
Pengukuran dengan pertanyaan ini menggunakan skala dari 0-10. Di mana nilai 7-10 adalah nilai yang mengindikasikan pelanggan puas dan bersedia merekomendasikannya kepada calon pelanggan lain (promoter). Sedangkan nilai 0-6 adalah sebaliknya (detractor).
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung NPS adalah;
NPS = % promoter – % detractor
4. Customer Satisfaction Survey (CSAT)
Sebuah pengukuran customer experience dengan menghitung skala kepuasaan pelanggan terhadap brand Anda. Customer satisfaction score sendiri biasa dikenal juga dengan singkatan CSAT.
Adapun metrik ini biasa dilakukan dengan survei sederhana menggunakan pertanyaan singkat dengan dua indikator positif dan negatif. Semisal iya atau tidak, puas atau tidak puas. Adapun rumus untuk menghitung CSAT adalah;
CSAT = Jumlah responden yang puas : Jumlah total responden
Untuk 4 sisanya, bisa Anda baca pada link artikel di bawah ini;
Baca Juga: Teknik VoC Lengkap
Inilah penjelasan lengkap tentang apa itu Voice Of Customer. Apabila Anda membutuhkan Jasa Partner Bisnis Terbaik agar bisnis bisa terus berorientasi pada pelanggan yang tepat, hubungi Creativism.
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor WhatsApp 6281 22222 7920.
Apa itu Impression, dan Bagaimana Cara Meningkatkannya?
Apa itu Impression – Di dalam proses belajar menjalankan digital marketing yang efektif, maka Anda akan mendengar banyak istilah di dalamnya. Salah satunya adalah impression. Kata ini mungkin lebih sering Anda dengar ketika sedang nongkrong bareng teman-teman terdekat.
Ya, Anda mungkin pernah ditanya tentang first impression orang tertentu dari teman Anda. Dari sini Anda dapat dengan mudah memahami bahwa impression adalah gambaran seseorang atau kesan yang muncul darinya terhadap orang lain.
Namun, istilah ini menjadi sedikit berbeda jika dikaitkan dengan dunia digital marketing. Impression adalah salah satu tolak ukur keberhasilan kampanye pemasaran yang dilakukan pebisnis.
Nah, berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang apa itu impression di dalam dunia digital marketing. Simak baik-baik artikel ini ya!.
Apa itu Impression?
Seperti yang sudah MinTiv katakan sebelumnya, impression adalah salah satu tolak ukur keberhasilan kampanye pemasaran yang dilakukan oleh pebisnis.
Impression adalah metrik yang digunakan untuk mengukur jumlah tampilan dan juga besarnya keterlibatan audiens pada kampanye pemasaran. Baik itu yang dilakukan melalui video marketing, web marketing, ataupun melalui social media marketing.
Istilah lain yang menggambarkan impression adalah Ad View. Istilah berbeda tapi bermakna sama ini akan Anda jumpai jika menjalankan marketing channel berjenis Search Engine Marketing atau Social Media Advertising.
Baik itu ketika menggunakan Google Ads dan juga ketika menggunakan Facebook Ads.
Hal ini selaras dengan keterangan yang dijelaskan oleh Investopedia. Mereka mengatakan bahwa impression adalah bagian penting yang harus dipelajari guna dapat menghitung biaya iklan di website atau media sosial.
Bukan hanya bermanfaat untuk mengetahui seberapa banyak konten yang ditargetkan dalam kampanye, diklik, tapi juga untuk mengetahui seberapa sering konten tersebut dilihat oleh target audiens.
Impression sendiri dapat diukur melalui banyak aspek penting. 4 di antaranya adalah;
- Pay per click.
- Jumlah tayangan muncul di media sosial.
- Seberapa banyak call to action muncul di website.
- Banyaknya tayangan dari akses pihak ketiga, atau biasa disebut Content Aggregator.
Impression Berbeda dengan Reach!
Ketika mempelajari istilah yang satu ini, maka Anda mungkin akan sering kebingungan membedakannya dengan reach.
Reach adalah angka yang menunjukkan seberapa banyak orang yang melihat konten marketing Anda. Sedangkan impression lebih dari itu, impression juga bermanfaat untuk menunjukkan berapa kali konten tersebut ditampilkan, tidak peduli apakah audiens yang ditargetkan engage dengan konten tersebut atau tidak.
Baca Juga: Apa itu Pay Per Click Marketing dan Apa Saja Contohnya?
Mudahnya, 1 pelanggan bisa menghasilkan lebih dari 1 impressions untuk konten marketing Anda. Sedangkan untuk reach, 1 pelanggan hanya dihitung dengan nilai 1 reach saja.
Tipe Tipe Impression yang Harus Diketahui Pebisnis
Berikutnya yang harus Anda ketahui di dalam artikel Apa itu Impression, adalah belajar tentang jenis atau tipe dari impression itu sendiri.
Sebenarnya, ada banyak tipe impression yang bisa Anda pelajari. Tetapi di sini, MinTiv akan menggunakan klasifikasi yang diberikan oleh Big Commerce.
Dari Big Commerce, dijelaskan bahwa terdapat dua tipe impression, yakni;
1. Served Impression
Served impression adalah standar umum yang digunakan untuk mengukur impression konten. Pengukuran ini dilakukan pada data organik yang tersedia pada konten. Meskipun sering digunakan sebagai standar umum pengukuran impression konten, nyatanya tipe pengukuran ini punya kelemahan yang cukup besar
Kelemahan tersebut adalah Anda yang tidak dapat mengetahui seberapa besar dampak konten yang dijalankan dalam kampanye pemasaran. Kesulitan ini muncul dikarenakan adanya konten yang dapat diakses konsumen tanpa terlacak sama sekali.
2. Viewable Impression
Berikutnya adalah viewable impression. Jenis impression yang menggunakan data yang dikumpulkan dari perangkat pengguna untuk sempurnakan proses penghitungan.
Tipe impression ini akan mengecualikan konten yang tidak dapat terlihat oleh audiens. Adapun proses perhitungannya melibatkan perilaku pengguna pada pencegahan penayangan iklan seperti;
- Menggunakan ad-blocking software
- Resolusi layar yang terlalu kecil
- Plug in rusak.
- Perangkat seluler tertentu tidak bisa mengakses versi mobile website.
- Adanya iklan cloaking malware,
- Dan lain-lain.
Menggunakan tipe impression ini dalam proses pengukuran performa kampanye akan memberikan Anda 2 manfaat besar. 2 manfaat itu adalah data yang lebih akurat, dan memudahkan Anda untuk pengambilan keputusan terkait perbaikan konten.
Baca Juga: Cara Melakukan Analisis Konten
Cara Meningkatkan Impression Pada Konten
1. Memilih Media Pemasaran yang Tepat
Yang pertama harus Anda lakukan adalah memilih media pemasaran yang tepat. Sesuaikan media pemasaran terpilih dengan target audiens Anda. Apabila Anda memilih target audiens dari kalangan generasi Z atau millenial, maka media sosial seperti Instagram dan TikTok bisa Anda andalkan.
Tetapi jika target audiensnya adalah generasi X, atau lebih tua dan juga dari kalangan pebisnis, maka Anda bisa banyak berharap pada konten SEO Google.
2. Lakukan Analisis Metrik Engagements Secara Teratur
Analisis metrik engagements yang dilakukan secara teratur tentunya akan menghindarkan Anda dari konten-konten yang kurang efektif. Anda jadi tahu konten apa yang sebenarnya memiliki prospek yang cerah, tapi kurang Anda maksimalkan.
3. Gunakan Strategi Konten yang Tidak Dilihat Sekali
Salah satu contoh konten yang bisa Anda gunakan untuk strategi ini adalah konten polling. Ya, hal ini wajar mengingat orang-orang yang memberikan polling pada konten Anda, akan penasaran dengan hasil yang ada.
Mereka akan balik lagi ke konten tersebut untuk melihat hasil polling secara keseluruhan. Contoh konten lainnya yang bisa Anda terapkan di dalam strategi ini adalah konten giveaway.
4. Terapkan Meme Marketing
Tidak bisa dipungkiri, bahwa meme marketing adalah strategi jitu yang banyak digunakan pebisnis untuk mendapatkan jangkauan yang luas. Bukan hanya jangkauan atau reach, tapi juga impression.
Di mana konten lucu tersebut dapat dilihat lebih dari 2 kali dari 1 orang yang sama. Jika Anda menjalankan strategi ini di Instagram marketing, maka besar kemungkinan konten meme Anda akan di-save oleh audiens yang ada.
5. Jangan Lupakan Call to Action
Berikutnya adalah tidak melupakan Call to Action. Call to action adalah bagian dari content marketing yang berfungsi sebagai petunjuk agar audiens bisa lebih mudah menghubungi Anda.
Petunjuk tersebut tentu saja berisikan cara agar mereka bisa mendapatkan info lanjut pembelian produk atau jasa Anda.
6. Menggunakan Digital Ads
Yang terakhir adalah dengan menggunakan digital ads.
Anda bisa banyak berharap pada Facebook Ads, dikarenakan Facebook Ads sudah terintegrasi dengan sistem Instagram. Dengan itu Anda bisa menjalankan iklan yang langsung dapat di-crossposting melalui dua media sosial. Ingat, salah satu kunci penting keberhasilan iklan digital adalah budgeting yang tepat sasaran.
Inilah penjelasan lengkap tentang apa itu impression. Apabila Anda berminat untuk mendapatkan Jasa Desain Konten Terbaik yang bisa memberikan Anda impression yang maksimal, hubungi Creativism.
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor WhatsApp 6281 22222 7920.
Ini Dia Cara Melakukan Analisis Konten dengan Efektif
Cara Melakukan Analisis Konten – Salah satu jenis marketing channel yang banyak dipilih oleh pebisnis adalah Content Marketing.
Hal ini wajar mengingat Content Marketing adalah strategi marketing yang dapat diterapkan di berbagai platform. Tentu saja bentuk kontennya menyesuaikan platform yang dipilih.
Jika platform yang dipilih adalah website, maka content marketing yang dijalankan umumnya akan berbentuk artikel. Jika platform yang dipilih adalah media sosial layaknya Facebook, Instagram, dan juga TikTok. Maka content marketing yang dijalankan bisa lebih beragam. Mulai dari video, gambar, motion graphics dan lain-lain.
Untuk bisa menjalankan content marketing dengan baik, Anda perlu memahami 2 bagian penting di dalamnya. 2 bagian penting tersebut adalah proses pembuatan konten yang berkualitas dan juga distribusi konten tepat sasaran.
Lalu bagaimana caranya agar Anda dapat mengetahui bahwa 2 bagian tersebut di content marketing yang telah dilakukan berjalan dengan baik?. Jawabannya adalah dengan melakukan analisis konten.
Baca Juga: 7 Cara Membuat Winning Content Marketing
Bagaimana cara melakukan analisis konten tersebut?. MinTiv akan menjelaskannya secara lengkap kepada Anda di dalam artikel ini. Jadi simak baik-baik ya!.
Apa itu Analisis Konten
Sebelum lanjut ke bahasan inti, MinTiv ingin membawa kamu terlebih dahulu pada pemahaman apa sih analisis konten itu. Analisis konten adalah metode kuantitatif dan juga kualitatif yang memberikan Anda hasil evaluasi konten yang lebih objektif.
Analisis konten ini akan berikan data perbandingan yang lebih akurat ketimbang menggunakan teknik review. Adapun analisis konten biasanya bergantung pada satu jenis elemen multimedia, yakni teks. Kita dapat melihat performa elemen multimedia ini pada;
- Majalah dan buku
- Pidato (teks lisan)
- Gambar atau desain (teks ikonik)
- Video, film, animasi (teks audio-visual)
- dan terakhir pada media online seperti website (hypertext).
Jenis Analisis Konten
Berikutnya yang harus Anda pahami adalah jenis-jenis daripada analisis konten itu sendiri. Adapun analisis konten dapat dibagi menjadi 6 bagian, yakni;
1. Analisis Konten Kuantitatif
Analisis ini berfokus pada proses perhitungan dan pengukuran kemunculan frasa atau keyword yang ditarget, maupun konsep yang dikembangkan.
Semisal jika Anda menjalankan strategi SEO marketing dengan target keyword Jasa Konstruksi Bangunan, maka Anda bisa menghitung seberapa banyak konten dengan keyword tersebut muncul dan itu menjadi fokus utama.
2. Analisis Konten Kualitatif
Analisis ini bertujuan untuk mencari hubungan antar keyword yang menjadi target. Menggunakan contoh sebelumnya, maka seseorang yang mengetikkan kata kunci Jasa Konstruksi Bangunan juga akan mencari kata kunci lain yang sejenis, semisal Jasa Arsitek Bangunan, atau Jasa Bangun Rumah, dan lain-lain.
Di dalam SEO sendiri, teknik analisis ini disebut dengan semantic SEO.
3. Analisis Konseptual
Sama seperti analisis kuantitatif, hanya saja objek yang diteliti lebih luas dan tidak terikat pada keyword tertentu. Bisa dikatakan analisis ini punya kemiripan dengan metode analisis kualitatif.
4. Analisis Relasional
Berikutnya adalah analisis relasional. Dimulai dengan mengidentifikasi ide-ide yang ada di dalam teks content marketing. Fokus untuk mencari kekuatan hubungan antara teks yang ada, apakah bisa mendekatkan kampanye kepada tujuannya atau tidak.
Cara Melakukan Analisis Konten
1. Pertanyaan Seputar Analisis Konten
Didapatkan dari keterangan yang diberikan oleh Klaus Krippendorff, seorang yang terkenal di bidang komunikasi dan juga social science methodology. Diungkapkan bahwa seharusnya ada 6 pertanyaan yang dilibatkan di dalam analisis konten. 6 pertanyaan tersebut adalah;
- Data mana yang ingin dianalisis?
- Bagaimana data tersebut didefinisikan?
- Dari klasifikasi atau populasi apa data tersebut diambil?
- Apa konteks konten yang relevan?
- Apa saja batasan analisis konten Anda?
- Apa saja yang diukur?
2. Tentukan Tujuan dan Metrik Kinerja Konten
Langkah kedua adalah dengan menentukan tujuan dan metrik yang digunakan untuk mengukur performa konten. Ada banyak metrik yang bisa digunakan sebagai bahan ukur. Hal itu bergantung pada jenis marketing channel yang Anda pilih.
Jika memilih web marketing, maka umumnya metrik yang digunakan adalah jumlah traffic atau page views. Metrik lain yang bisa digunakan untuk keperluan web marketing adalah tingkat konversi, waktu rata-rata pengunjung di website, dan jenis interaksi yang dilakukan.
3. Analisis Audiens Target
Ketiga adalah dengan memahami audiens yang bakal menjadi target kampanye Anda. Lakukan identifikasi pasar secara mendalam terlebih dahulu. Pahami apa yang mereka butuhkan beserta dengan keinginannya.
Baca Juga: Cara Melakukan Segmentasi Demografis
Gunakan data demografis yang sesuai dengan niche bisnis Anda. Memahami audiens demografis niche bisnis Anda, akan membantu proses pembuatan konten lebih relevan dan tepat sasaran. Hal ini akan berdampak pada naiknya level engagements yang didapatkan
4. Evaluasi Kualitas Konten
Di nomor 4 adalah dengan melakukan evaluasi kualitas konten. Evaluasi ini bisa Anda lakukan setelah proses content marketing selesai. Anda bisa melakukan evaluasi ini berdasarkan banyak kriteria. Beberapa kriteria yang bisa digunakan adalah orisinalitas, kejelasan dan juga keberlanjutan konten.
Agar lebih muda, Anda bisa menggunakan bantuan dari tools analisis seperti Google Analytics atau sejenisnya. Hasil evaluasi ini bisa Anda jadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam strategi A/B Testing.
5. Mengambil Tindakan yang Tepat
Yang terakhir adalah memutuskan untuk segera mengambil tindakan yang tepat. Gunakan data-data yang ada dari hasil analisis sebelumnya. Pastikan bahwa keputusan Anda tersebut mengarahkan bisnis pada prospek yang lebih cerah.
Inilah penjelasan lengkap tentang cara melakukan analisis konten dengan mudah. Apabila Anda berminat untuk mendapatkan Jasa Desain Konten Marketing Terbaik, hubungi saja Creativism.
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor WhatsApp 6281 22222 7920.
Apa itu Sponsored Content: Inilah Panduan Lengkapnya!
Apa itu Sponsored Content – Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh pebisnis untuk menjalankan bisnisnya agar tetap profit. Salah satu dari sekian banyak cara tersebut adalah dengan menjalankan strategi marketing berjenis content marketing.
Content marketing sendiri adalah strategi marketing yang pilarnya terdiri dari dua bagian penting. 2 pilar tersebut adalah pembuatan konten berkualitas dan juga distribusi konten tepat sasaran.
Didapatkan dari data yang ada, sekitar 83% pebisnis di tahun 2023, aktif gunakan strategi yang satu ini.
Content marketing sendiri dapat diklasifikasikan menjadi banyak jenis. Salah satu jenis daripada Content Marketing ini adalah Sponsored Content.
Apa itu sponsored content?. MinTiv akan membahasnya lengkap di dalam artikel ini. Jadi simak baik-baik ya!.
Apa itu Sponsored Content?
Sponsored content adalah jenis konten yang dibuat atau didanai oleh pihak ketiga dan ditampilkan pada audiens sebagai konten organik. Kita juga dapat memahami sponsored content sebagai konten premium yang dibayar oleh pengiklan tapi dibuat serta dibagikan influencer atau Key Opinion Leader.
Baca Juga: Strategi Terbaik untuk Dapatkan Backlink yang Berkualitas
Tujuan utama dilakukannya sponsored content adalah untuk memperluas area jangkauan informasi bisnis yang hendak dibagikan kepada audiens. Sponsored content ampuh digunakan untuk sampaikan pesan iklan namun tidak kelihatan seperti iklan.
Manfaat Menjalankan Strategi Sponsored Content
Ada banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan dari dijalankannya jenis strategi content marketing ini. 4 di antaranya adalah;
1. Memperluas Jangkauan Audiens
Ya, sponsored content dapat membantu Anda untuk memperluas jangkauan kepada audiens market. Hal ini wajar mengingat pihak ketiga atau pihak yang menyebarkan konten Anda, baik itu influencer ataupun penerbit sudah memiliki basis pengikut yang banyak dan juga loyal.
2. Membantu Anda untuk Membangun Relationship Market yang Baik
Kedua adalah membantu Anda untuk membangun relationship market yang baik. Relationship market yang baik ini dapat tercipta apabila konten yang Anda tampilkan benar-benar bermanfaat, menarik dan juga relevan.
Nama besar influencer atau penerbit yang jadi tempat Anda untuk berbagi konten, tentunya akan membantu Anda sendiri untuk dapatkan pelanggan loyal.
Anda harus bisa membayar kepercayaan audiens yang berasal dari influencer atau penerbit tersebut dengan melakukan banyak diferensiasi bisnis dengan kompetitor pada niche yang sama. Pelajari dengan baik apa itu Unique Selling Point.
3. Membantu Meningkatkan Brand Awareness
Manfaat yang ketiga adalah membantu Anda dalam upaya peningkatan brand awareness. Dari yang awalnya, Unaware Brand, perlahan menuju Brand Recognition, Recall dan jika konsisten maka bisnis bisa mencapai tahap maksimal brand awareness yakni Top of Mind.
Pihak yang Anda minta untuk share konten Anda akan menjadi perpanjangan tangan dalam melakukan proses transfer brand knowledge bisnis. Pada akhirnya brand awareness yang meningkat akan berdampak baik pada konversi bisnis yang juga ikut meningkat.
4. Bantu Bisnis Anda Dapatkan Brand Perception yang Baik
Manfaat yang terakhir adalah membantu Anda untuk mendapatkan brand perception yang baik. Brand perception sendiri adalah cara pandang audiens terhadap bisnis Anda.
Dengan memilih influencer ataupun penerbit yang tepat dan punya reputasi yang bagus, maka brand perception bernada positif bisa dengan mudah Anda dapatkan.
Panduan Menjalankan Sponsored Content
1. Identifikasi Tujuan dan Target Audiens
Ya, Anda harus dapat menentukan tujuan atau key performance indicator apa yang harus Anda gapai. Apakah itu untuk meningkatkan brand awareness, meningkatkan prospek ataupun meningkatkan konversi penjualan.
Setelah menemukan KPI yang tepat, maka lanjut ke langkah berikutnya yakni mengidentifikasi audiens. Cari audiens yang benar-benar spesifik pada niche market Anda. Agar lebih mudah, carilah audiens yang persaingan bisnis di dalamnya masih tergolong blue ocean.
Atau jika Anda berani masuk ke ranah red ocean, maka Anda harus melakukan langkah pertama ini dengan perencanaan yang lebih matang lagi.
2. Cari Influencer atau Penerbit yang Relevan
Kesalahan terbesar pebisnis ketika menjalankan strategi yang satu ini adalah terlalu fokus untuk hanya mencari influencer atau penerbit dengan jumlah followers yang besar. Kebanyakan tidak peduli apakah influencer atau penerbit tersebut memiliki relevansi konten yang sama atau tidak.
Padahal, jika Anda mendapatkan kesempatan untuk melakukan sponsored content dengan influencer atau penerbit dengan niche yang relevan. Maka itu akan membantu Anda lebih maksimal pada segmen niche market terpilih.
3. Cari Penerbit yang Punya Reputasi yang Baik
Setali 3 uang dengan tips sebelumnya, Anda bisa membaca terlebih dahulu reputasi dari influencer atau penerbit yang akan Anda pilih. Pastikan mereka tidak memiliki rekam jejak yang buruk sehingga itu dapat berpengaruh pada brand perception Anda secara keseluruhan.
4. Lakukan Pemantauan Berkala
Terakhir adalah dengan melakukan pemantauan berkala. Gunakan KPI yang telah Anda tetapkan sebelumnya di langkah pertama, lalu cek. Apakah strategi yang dilakukan ini sudah mendekati atau bahkan memenuhi KPI tersebut atau tidak.
Inilah penjelasan lengkap tentang apa itu sponsored content. Apabila Anda berminat untuk mendapatkan partner terbaik untuk keperluan content marketing, hubungi Creativism.
Pesan Sekarang: Jasa SEO Murah Bergaransi
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor WhatsApp 6281 22222 7920.
Apa itu Konversi dalam Istilah Digital Marketing?
Apa itu Konversi – Digital marketing adalah metode pemasaran produk atau jasa melalui perangkat digital. Baik itu menggunakan software ataupun memanfaatkan hardware. Di dalamnya, Anda akan temukan banyak istilah penting.
Istilah-istilah tersebut wajib Anda pelajari untuk menambah pemahaman Anda dalam pemilihan strategi digital marketing yang tepat. Salah satu dari banyak istilah yang harus Anda pahami tersebut adalah konversi. Ya, Anda pastinya sudah sering mendengar kata yang satu ini.
Konversi menjadi salah satu istilah dasar yang sering dijumpai di dalam banyak materi digital marketing. Istilah ini akrab didengar bersamaan dengan istilah lain seperti niche, audiens market, target market, segmented market, customer journey, brand awareness, brand perception, unique selling point dan lain-lain.
Baca Juga: Apa itu Niche Market
Lantas apa sih yang dimaksud dengan konversi?. MinTiv akan membahas secara terperinci tentang apa itu konversi di dalam bidang digital marketing di dalam artikel ini. Jadi simak baik-baik ya!.
Apa itu Konversi?
Konversi adalah proses di mana pengunjung website, aplikasi ataupun platform digital lainnya yang berubah menjadi pelanggan setelah melakukan aksi tertentu yang Anda inginkan.
Aksi tertentu yang Anda inginkan di sini dapat diartikan pengunjung yang membeli produk, mengisi formulir ataupun share konten tersebut kepada orang lain. Pengertian ini memberikan kita gambaran yang jelas bahwa konversi tidak harus dihitung pada metrik penjualan saja.
Metrik lain seperti formulir yang diisi oleh pengunjung juga dapat dikategorikan sebagai konversi. Sesuatu dapat dikatakan sebagai konversi apabila sesuai dengan tujuan marketing Anda sendiri.
Konversi di dalam digital marketing memiliki peran yang sangat penting. Peran paling besarnya adalah membantu Anda sebagai pebisnis untuk mengukur tingkat efektivitas dari kampanye digital marketing yang dilakukan sebelumnya.
Jenis-Jenis Konversi
Secara garis besar kita dapat memahami jenis-jenis konversi di dalam digital marketing ini, berdasarkan klasifikasi media digital yang digunakan. Semisal jika bisnis dijalankan melalui media pemasaran e-commerce, maka konversi yang terjadi di dalamnya disebut dengan e-commerce conversion.
Konversi ini terjadi apabila pengunjung menekan tombol Beli atau Keranjang Belanja.
Apabila dilakukan melalui media pemasaran di sosial media layaknya Instagram atau TikTok, maka konversi yang terjadi di dalamnya disebut dengan social media conversion.
Baca Juga: Cara Meningkatkan Konversi dari Instagram
Konversi ini terjadi apabila pengunjung menekan tombol Call to Action yang Anda berikan.
Begitu seterusnya.
Cara Melakukan Analisa Konversi
Sebenarnya ada banyak cara untuk melakukan analisa konversi. Anda bisa melakukan cara manual semisal menggunakan buku pelanggan berbasis digital. Mencatat setiap transaksi yang terjadi pada excel bisnis Anda.
Agar lebih cepat Anda memaksimalkan tools gratis yang disediakan oleh Google, yakni Google Analytics. Google Analytics sendiri akan sangat cocok bagi Anda yang memilih marketing channelnya dengan jenis web marketing.
Google Analytics mampu menganalisis sumber traffic website berasal, dari platform mana pengunjung mengakses website, beserta dengan lokasi pengakses terbanyak.
Di dalam konversi sendiri terdapat rumus yang mesti Anda ketahui. Rumus ini sendiri bergantung pada jenis tindakan tertentu yang Anda klasifikasikan menjadi konversi.
Rumus Konversi
Berikut beberapa tindakan yang sering dijadikan pebisnis sebagai matriks konversi;
- Mengirimkan informasi.
- Melakukan pendaftaraan untuk newsletter.
- Menelepon nomor kontak bisnis.
- Membuat akun di website Anda.
- Mengunduh brosur.
- Berinteraksi dengan situs.
- Melakukan transaksi atau pembelian.
Untuk memudahkan Anda dalam merumuskan tindakan mana yang bisa menjadi konversi yang paling berpengaruh dalam bisnis, ahli marketer telah membagi konversi ke dalam 2 jenis. 2 jenis tersebut adalah, macro dan micro conversion.
Macro–conversion adalah target utama yang ingin dicapai, misalnya terciptanya penjualan. Sedangkan micro-conversion adalah, target yang lebih kecil sebagai jalur menuju macro-conversion, semisal jumlah pengunjung landing page.
Dari sini kita dapat memahami bahwa rumus conversion rate terdiri atas banyak bagian sesuai dengan tindakan yang dirumuskan sebagai conversion. 3 rumus yang sering digunakan adalah;
- Conversion Rate= (Jumlah konversi : Total sesi) x 100% ).
- Conversion Rate= (Jumlah konversi : Total pengunjung) x 100%).
- Terakhir, Conversion Rate= (Jumlah konversi : Total prospek) x 100%.
Inilah penjelasan terperinci mengenai apa itu konversi di dalam digital marketing. Apabila Anda berminat untuk mendapatkan partner bisnis terbaik untuk urusan digital marketing, hubungi Creativism.
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor 6281 22222 7920.
Inilah 5 Dampak Spinner Artikel Pada SEO Website!
Dampak Spinner Artikel – Spinner artikel atau article spinning adalah teknik menulis ulang konten artikel website lain untuk kemudian membuatnya jadi hasil karya sendiri.
Teknik ini biasanya melibatkan tools khusus. Anda bisa menemukan banyak contohnya di internet.
Beberapa tools bahkan berani menjamin bahwa hasil spinning mereka jauh dari kata plagiat. Mendengar klaim ini, Anda pastinya tergiur untuk segera menggunakannya demi keperluan marketing.
Terutama yang berkaitan dengan keperluan SEO website, karena salah satu bagian penting dari SEO website adalah memiliki konten artikel berkualitas.
Nah, di sinilah masalahnya. Spinner artikel memang akan membantu Anda untuk produksi artikel lebih cepat. Sangat bagus untuk yang orientasinya adalah kuantitas konten website. Tapi, tidak jika Anda berorientasi pada kualitas konten.
Faktanya, penggunaan spinner artikel tidaklah direkomendasikan oleh banyak ahli di bidang SEO. Mengapa bisa begitu?.
Ada banyak dampak spinner artikel bagi perkembangan website dan SEO. 5 di antara banyak dampak tersebut adalah;
5 Dampak Menggunakan Spinner Artikel untuk SEO
1. Anda Rentan Terkena Pelanggaran Authorship Copyright
Yang pertama adalah Anda rentan terkena pelanggaran authorship copyright.
Authorship copyright sendiri adalah bentuk perlindungan terhadap karya-karya hasil karangan. Kategori karangan yang termasuk ke dalam authorship copyright adalah buku, artikel, biografi, cerita pendek, puisi dan lain-lain.
Amit-amit jika Anda malah dibawa ke meja hijau oleh pemilik artikel asli, hanya gara-gara Anda menggunakan spinner pada artikelnya.
2. Konten Tidak Lagi Orisinil
Yang kedua adalah konten yang tidak lagi orisinil. Ya, hal ini wajar mengingat banyak hasil tools spinning yang masih mengaitkan sudut pandang pertama atau kedua pada hasilnya.
Semisal saja di konten artikel asli berjudul Apa Sih Fungsi SSL untuk SEO, sudut pandang orang pertamanya menggunakan kata MinTiv, dan sudut pandang keduanya menggunakan kata Anda. Ketika artikel tersebut masuk proses spinning, kata MinTiv ataupun Anda malah tidak berganti.
Diperparah jika Anda abai dan 100% percaya dengan hasil spinning yang ada. Akan sangat memalukan untuk bisnis Anda jika ketahuan menggunakan spinner artikel yang hasilnya tidak di-crosscheck kembali.
3. Konten Hasil Spinning Anda Bisa Jadi Sama dengan Pengguna Spinning Berikutnya
Ketiga, adalah hasil konten spinning Anda bisa saja sama dengan hasil konten spinning pengguna berikutnya. Apalagi jika artikel yang ingin di-spin berasal dari sumber yang sama.
4. Hasil Spinner Artikel Tidak Sesuai dengan Algoritma Terbaru Google
Keempat adalah hasil spinner artikel yang kebanyakan tidak sesuai dengan algoritma terbaru Google. Ingat bahwa Google telah beralih dari algoritma E-A-T menuju E-E-A-T.
Ya, konten hasil spinner biasanya tidak mengandung sisi penting dari Experience pemakai konten spinner. Jika pun ada, maka sisi experience tersebut hanya akan relevan dengan pemilik konten yang asli.
Jika sudah begini, maka website Anda akan dianggap spam atau sudah menggunakan metode content scraping yang masuk ranah Black Hat SEO.
5. Memperburuk Citra Web Bisnis
Terakhir, penggunaan spinner artikel dapat memperburuk citra web bisnis Anda.
Meskipun hasil dari spinner artikel bebas dari plagiat, tapi pengunjung website tidak bisa merasakan kepuasaan yang maksimal ketika membaca konten Anda. Mereka jadi kurang memiliki ikatan yang kuat dengan tulisan yang ada.
Bukan hanya pada website nya saja citra buruk akan tercipta, tapi juga pada bisnis Anda secara keseluruhan.
Inilah penjelasan lengkap tentang dampak spinner artikel.
Apabila Anda ingin mendapatkan Jasa Kelola Website Profesional lengkap dengan Jasa Penulisan Konten Original, hubungi saja Creativism.
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor WhatsApp 6281 22222 7920.
5 Cara Optimasi Blog Marketing dalam Website
Cara Optimasi Blog Marketing – Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh pebisnis untuk mengembangkan bisnisnya. Terlebih lagi era digital memudahkan pebisnis untuk memilih marketing channels yang beragam.
Anda dapat memaksimalkan social media marketing, telemarketing, digital advertising dan juga web marketing. Apapun pilihan Anda, pastinya akan membantu tumbuh kembang bisnis jadi lebih pesat dengan terbantu mendapatkan jangkauan audiens yang lebih luas dan juga tertarget.
Terkhusus yang terakhir, yakni web marketing, strategi pemasaran melalui website adalah strategi yang di dalam pelaksanaannya akrab dengan SEO.
Sebuah teknik optimasi website melalui keyword tertentu/yang ditargetkan agar dapat tampil di halaman pertama search engine.
Adapun search engine utama yang digunakan sebagai tempat praktikal SEO adalah Google. Hal ini wajar mengingat Google adalah search engine nomor 1 di dunia, jauh mengalahkan Bing dan juga Baidu dari China.
Di dalam SEO sendiri, Anda akan temukan banyak metode yang bisa digunakan. Secara garis besar, SEO adalah tentang menyajikan konten yang berkualitas. Salah satu cara penyajiannya adalah dengan menjalankan Blog SEO atau Blog Marketing.
Apa itu Blog Marketing?.
Blog marketing adalah pemasaran yang dilakukan melalui media blog atau story melalui website. Jika dikaitkan dengan SEO, maka blog marketing adalah pemasaran yang dilakukan melalui media blog yang sesuai dengan kaidah SEO.
Strategi seperti ini sudah sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar. Terlebih lagi bagi mereka yang berada pada bidang bisnis pelayanan jasa. Perusahaan di industri ini perlu banyak melakukan transfer brand knowledge kepada audiens.
Hal ini penting agar audiens tahu keberadaan brand Anda, apa fungsi dan keuntungan bagi mereka jika menggunakan jasa Anda. Dan seperti yang sudah MinTiv katakan sebelumnya, salah satu cara melakukannya adalah dengan menjalankan blog marketing.
Nah, berikut ini adalah 5 cara optimasi blog marketing pada website ala MinTiv. Penasaran apa saja?, simak baik-baik artikel ini ya!.
5 Cara Optimasi Blog Marketing
1. Sematkan Konten untuk Bangun Brand Perception Perusahaan yang Baik.
Sumber: Wika.co.id
Yang pertama adalah dengan menjalankan blog yang di dalamnya terdapat konten untuk pencitraan perusahaan. Tentu saja pencitraan yang dimaksud bersifat apa adanya, dan tidak melebih-lebihkan.
Konsep seperti ini akan membantu bisnis Anda mendapatkan brand perception yang baik dari audiens. Memang untuk keyword yang ditargetkan pada konten jenis ini kebanyakan bersifat spesifik pada brand Anda sendiri.
Jumlah search volume dari keyword yang ditargetkan tersebut, bergantung pada seberapa besar tingkatan brand awareness bisnis Anda yang telah tercipta.
Tapi, jikapun bisnis Anda masih baru, konsep seperti ini juga ampuh untuk mengundang simpati audiens agar mengenal lebih dalam tentang bisnis Anda.
Adapun konten yang bisa digunakan di dalam konsep ini adalah konten-konten yang menceritakan tentang kegiataan perusahaan soal kebersihan bersama, kegiatan amal perusahaan, kegiatan kepedulian perusahaan terhadap sesama dan lain-lain.
2. Terapkan Ilmu SEO Copywriting.
Yang kedua adalah dengan menerapkan SEO Copywriting.
SEO Copywriting adalah proses pembuatan konten website yang tidak hanya memenuhi search intent keyword yang ditargetkan, tapi juga memenuhi nilai-nilai daripada copywriting.
Baca Juga: Panduan SEO Copywriting Lengkap untuk Pemula
Teknik ini selain bisa memaksimalkan website agar dapat tampil di halaman pertama Google, juga mampu memaksimalkan konten untuk bisa lebih menghasilkan. Cocok digunakan untuk konten dengan jenis search intent komersial.
3. Sebarkan Link Melalui Media Sosial Lain.
Sumber: Instagram @creativism.id
Ketiga adalah dengan melakukan sharing link blog di media sosial lain. Anda bisa sharing link blog Anda di story Instagram, WhatsApp atau juga melalui platform Facebook, LinkedIn dan juga Twitter.
Pastikan Anda memberikan sedikit kata-kata yang mampu menarik perhatian pengunjung atau viewers untuk mengkliknya.
4. Buat Intro Artikel di Platform Berbeda.
Sumber: LinkedIn.com
Keempat, hampir sama dengan cara sebelumnya, hanya saja kata-kata yang diperlukan untuk menarik perhatian pengunjung lebih panjang.
Anda bisa menggunakan intro artikel baru yang juga bisa mengarahkan pengunjung ke dalam web blog. Hindari untuk menggunakan intro artikel yang sebelumnya telah Anda buat.
Contohnya pada gambar di atas, dengan memanfaatkan fitur Buletin LinkedIn, kita bisa memberikan intro artikel yang berbeda sebagai bentuk “pancingan” baru.
Adapun intro asli dari artikel di atas dapat dilihat pada link artikel di bawah ini;
Baca Juga: 5 Cara Meningkatkan Engagements Instagram Terbaru 2023
5. Repost Artikel di Website UGC
Terakhir adalah dengan melakukan repost artikel di website UGC.
Karena rata-rata website UGC hanya akan memberikan Anda backlink bernilai no follow, maka Anda bisa share kembali artikel blog sepenuhnya di sana. Tapi, agar lebih aman, Anda bisa menggunakan taktik yang sama pada cara yang keempat sebelumnya.
Inilah penjelasan mengenai cara terbaik optimasi blog marketing. Apabila Anda membutuhkan Jasa SEO Profesional Terbaik, hubungi saja Creativism.
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor 6281 22222 7920.