Hal-Hal Penting yang Harus Pelajari Ketika Melakukan Rebranding
Hal-Hal Penting Rebranding – Bisnis yang baik adalah bisnis yang memiliki customer base yang baik, setidaknya memiliki pelanggan umum dan recurring revenue. Memiliki sistem pipeline yang baik, serta tidak memberikan customer effort yang besar. Bisnis dengan sistem seperti ini, tentunya akan memudahkan pengguna untuk mencapai tujuan utamanya, yakni sukses.
Sayangnya, untuk bisa mencapai tahap tersebut, bukanlah perkara yang mudah. Ada banyak hal yang perlu Anda pelajari terlebih dahulu. Termasuk belajar menerima keadaan ketika bisnis yang dijalankan memang sudah tidak punya lagi harapan yang jelas.
Belajar menerima keadaan kalau bisnis yang dijalankan memang sudah tidak lagi relevan dengan kebutuhan dan keinginan terbaru dari target audience. Memang sulit untuk menerima fakta yang ada, tetapi Anda harus cepat bangkit dan move on.
Lantas, langkah apa yang perlu dilakukan pertama kali ketika bisnis yang dijalankan gagal?. Anda bisa mulai mempelajari lebih tentang apa itu rebranding. Ya, ini jadi salah satu strategi ampuh untuk pebisnis bisa mendapatkan perhatian dari target audience nya kembali.
Baca Juga: 5 Skill Penting yang Harus Dimiliki Digital Marketer
Strategi ini terbukti ampuh untuk meningkatkan kepercayaan bisnis demi dapat bangkit. Baik itu dari sisi pebisnis maupun dari sisi pelanggan terhadap brand Anda. Di dalam artikel ini, MinTiv akan menjelaskan secara lengkap tentang apa itu rebranding, beserta hal-hal penting rebranding yang wajib untuk Anda ketahui. Penasaran apa saja?, simak baik-baik artikel ini ya!.
Apa itu Rebranding?
Rebranding sebenarnya berasal dari dua kata, yakni Re, yang artinya kembali, dan juga Branding, yang artinya penciptaan brand image. Secara makna, rebranding memiliki arti upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat mengubah total dan memperbaharui brand yang sudah ada, tanpa mengabaikan tujuan awal.
Lalu, kapan kita harus melakukan rebranding ini?. Sebenarnya, MinTiv sudah menerangkannya kepada Anda sekilas di awal artikel. Di mana rebranding banyak dilakukan apabila bisnis yang dijalankan tidak memiliki harapan atau prospek yang menjanjikan. Alias memiliki persentase kemungkinan gatot (gagal total).
Rebranding juga diperlukan apabila produk atau jasa yang ditawarkan memang tidak lagi relevan dengan kebutuhan dan keinginan target audience. Tapi, agar lebih jelas lagi, MinTiv akan memberikan 5 keadaan yang mengharuskan Anda untuk melakukan rebranding.
Kapan Kita Harus Melakukan Rebranding?
5 keadaan tersebut dimulai dari;
- Memulai bisnis produk atau jasa yang baru dalam perusahaan. Ya, tentu saja Anda memerlukan proses rebranding dari brand identity lama menuju brand identity untuk produk atau jasa yang bakal ditawarkan.
- Ketika pebisnis menginginkan pergantian nama. Hal ini biasa terjadi, terlebih lagi untuk nama bisnis yang memiliki konotasi negatif di tengah masyarakat.
- Pebisnis ingin melakukan revitalisasi brand. Semisal ingin membuat bisnis yang dijalankan tidak lagi hanya menyasar pasar nasional, tapi juga internasional.
- Pebisnis ingin melakukan revitalisasi identitas brand. Hampir sama dengan sebelumnya, hanya saja perubahan yang diberikan tergolong masif.
- Perusahaan melakukan sistem terintegrasi dengan mitra atau merger. Ya, ketika perusahaan atau brand memutuskan untuk bekerja sama dengan mitra bisnis lain, maka mereka perlu melakukan rebranding. Contoh paling mudahnya dapat kita temukan pada GoTo Group, perusahaan ekosistem digital yang berasal dari gabungan Gojek dan Tokopedia.
Tahapan Rebranding yang Wajib Diketahui
Hal-hal penting tentang rebranding terakhir yang MinTiv bakal jelaskan adalah tahapan rebranding. Setidaknya ada 7 tahapan rebranding. Tahapan tersebut dimulai dari;
1. Menentukan Rencana Besar
Tahapan yang pertama adalah dengan menentukan rencana besar terlebih dahulu. Anda harus dapat merumuskan business plan dengan baik. Tujuan, visi dan misi serta strategi marketing praktis yang bakal digunakan.
Susun rencana tersebut secara sistematis agar dapat memudahkan Anda menemukan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang tepat untuk tim. Termasuk di dalam proses ini, adalah Anda yang harus dapat memahami karakteristik terbaik yang bakal jadi target audience utama.
Ya, Anda harus dapat mempelajari lebih dalam tentang apa itu buyer persona.
2. Mencari Alasan Kuat untuk Branding
Tahapan rebranding yang kedua adalah Anda yang harus dapat mencari alasan kuat mengapa rebranding diperlukan. Jangan sampai Anda melakukan rebranding untuk sebuah alasan yang kurang matang. Jadikan pemahaman akan kegagalan brand sebelumnya sebagai salah satu penopang alasan rebranding.
3. Memahami Kondisi Perusahaan
Berikutnya adalah dengan memahami kondisi perusahaan atau bisnis yang dijalankan. Libatkan tim bisnis Anda untuk mendapatkan insights yang lebih luas. Gunakan feedback yang mereka berikan terhadap bisnis Anda, sebagai bahan pertimbangan.
Hal ini perlu dilakukan juga oleh seorang pemimpin bisnis karena dapat menghasilkan lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman. Ini juga akan berimbas pada tingkat turn over yang perlahan menurun. Jangan lupa sebagai tambahan, lakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threat).
Anda bisa membaca lebih lengkap tentang langkah-langkah melakukan analisis SWOT, melalui link artikel di bawah ini;
Baca Juga: Cara Mudah Melakukan Analisis SWOT Bisnis
4. Definisikan Kembali Value yang Ingin Dibangun
Keempat adalah dengan mendefinisikan kembali value yang ingin Anda “jual” kepada target audience. Semisal Anda adalah pebisnis di ranah F&B (Food & Beverages), dan Anda ingin menawarkan value Speed, dikarenakan banyak pesaing Anda di ranah yang sama, memiliki pelayanan yang lambat.
Penentuan value ini, juga akan memudahkan Anda menemukan slogan bisnis yang tepat. Semisal (sesuai studi kasus yang sebelumnya) “Yang Terbaik, Selalu Datang Cepat”.
5. Riset Pasar
Klise, tapi inilah yang memang Anda harus lakukan kembali. Anda bisa saja memanfaatkan data-data hasil riset dari brand sebelumnya untuk mempercepat proses yang ada. Tetapi, jangan lupa untuk selalu perbarui data tersebut dengan kondisi terbaru di lapangan.
Baca Juga: Perbedaan Red Ocean dan Blue Ocean dalam Bisnis
Ya, secara garis besar Anda tetap harus melakukan data enrichment. Pertajam riset pasar ini dengan melakukan beberapa analisis kompetitor yang relevan. Pastikan Anda memahami di “lautan” manakah bisnis Anda akan berlayar. Apakah di red ocean atau malah di blue ocean?.
6. Social Listening dan Temukan Brand Voice yang Tepat
Selanjutnya adalah dengan melakukan social listening. Sesuai dengan namanya, social listening adalah cara Anda dalam mendengar atau melacak nama bisnis Anda di media sosial.
Di dalam social listening ini, terdapat 2 langkah utama yang bisa Anda jalankan. 2 langkah utama itu adalah;
- Monitoring seluruh social media channels yang menyebutkan brand Anda. Baik di dalam konten mereka, produk, atau keyword di dalam website mereka.
- Analisis informasi untuk bahan pertimbangan aksi yang selanjutnya bakal Anda lakukan.
Setelah melakukan social listening, Anda pasti akan menemukan kata tertentu yang sering digunakan oleh target audience untuk menemukan bisnis Anda. Gunakan kata tersebut untuk kemudian menjadi bahan pertimbangan rancangan brand voice.
7. A/B Testing dan Evaluasi
Tahapan rebranding terakhir dari MinTiv adalah melakukan A/B testing. Didapatkan dari Harvard Business Review. A/B Testing adalah metode untuk dapat membandingkan 2 poin berbeda, manakah yang terbaik untuk bisa mencapai 1 tujuan yang sama.
Hasil dari A/B testing ini harus dapat Anda evaluasi dengan baik. Pelajari metrik-metrik relevan untuk proses penilaian.
FAQ Seputar Konten?
- Apa itu rebranding?. Secara makna, rebranding memiliki arti upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat mengubah total dan memperbaharui brand yang sudah ada, tanpa mengabaikan tujuan awal.
- Kapan kita harus melakukan rebranding?. Salah satu kondisi yang mengharuskan pebisnis melakukan rebranding adalah ketika ia ingin revitalisasi brand.
- Apa saja tahapan rebranding?. 5 di antaranya adalah menyusun business plan, mencari alasan rebranding, memahami kondisi perusahaan, definiskan value baru, dan riset pasar.
Inilah penjelasan lengkap tentang hal-hal penting rebranding yang wajib pebisnis ketahui. Apabila Anda berminat untuk mendapatkan partner bisnis terbaik untuk keperlukan rebranding, hubungi saja Creativism.id.
Pesan Sekarang: Jasa SEO Jakarta Murah, Ada Garansi!
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor WhatsApp 6281 22222 7920.
Apa itu CPM dan Bagaimana Cara Menghitungnya?
Apa itu CPM – Ada banyak istilah metrik penting yang mesti pebisnis pelajari ketika memasuki digital marketing. Satu di antara banyak istilah metrik penting tersebut adalah CPM. Ya, CPM menjadi salah satu metrik penting di dalam digital marketing karena mampu menjadi tolak ukur keberhasilan promosi digital.
Istilah ini akrab dijumpai pada berbagai jenis channel marketing, terlebih pada jenis pay per click marketing yang memanfaatkan tools seperti Google Ads atau Meta Ads. Lantas, apa sih CPM itu?. MinTiv akan membahasnya secara singkat namun padat di dalam artikel ini. Jadi, simak baik-baik ya!.
Apa itu CPM?
CPM adalah kependekkan dari Cost per Mile, atau biaya yang harus dibayarkan setelah iklan menjangkau seribu audiens atau seribu tayangan iklan. Apabila CPM yang dimiliki sebuah website tinggi, maka pengiklan akan rela membayar website Anda untuk iklan dengan harga yang tinggi pula. Plus, hasil yang didapatkan dari monetisasi Adsense juga akan ikut tinggi.
CPM menjadi metrik penting untuk memudahkan pebisnis memantau efektivitas iklan yang dijalankan. Di dalam prosesnya, CPM seringkali tertukar dengan istilah-istilah metrik penting lainnya seperti CPC dan CPA. Lantas, apa perbedaan antara CPM, CPC, dan CPA ini?.
Perbedaan Antara CPM, CPC dan CPA?
CPM: Pengiklan diharuskan untuk melakukan pembayaran setiap kali iklan mencapai seribu tayangan. Jumlah yang harus dibayarkan tergantung kepada unit iklan, mitra, geografi, format dan juga ranking website.
CPC (Cost per Click): Pengiklan diharuskan untuk melakukan pembayaran setiap kali iklan mendapatkan klik.
CPA (Cost per Acquisition): Pengiklan diharuskan untuk membayar setiap kali iklan berhasil mendapatkan akuisisi. Dapat dihitung dengan membagi total biaya akuisisi dengan jumlah akuisisi.
Bagaimana Cara Menghitungnya?
Kita dapat menghitung CPM ini dengan mudah memanfaatkan rumus di bawah ini;
CPM: Total belanja iklan/jumlah tayangan x 1000.
Contohnya Anda bekerja sama dengan mitra tertentu, dan di dalam kontraknya Anda akan mendapatkan bayaran sebesar Rp. 10.000.000 untuk 1 juta tayangan iklan yang didapatkan. Maka hitungannya akan seperti ini;
(Rp.10.00.000/1 juta) x 1000 = Rp. 10.000
Ya, Anda akan mendapatkan Rp.10.000 setiap kali iklan mitra tersebut berhasil tampil mencapai angka 1.000.
Cara Meningkatkan CPM Digital Marketing
Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk dapat meningkatkan performa dari metrik penting yang satu ini. Tetapi, Anda memulai dari 5 cara dasar. 5 cara dasar tersebut adalah;
Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk dapat meningkatkan performa dari metrik penting yang satu ini. Tetapi, Anda bisa memulai dari 5 cara dasar. 5 cara dasar tersebut adalah;
- Membuat konten berkualitas tinggi. Ya, Anda harus dapat membuat konten berkualitas tinggi, baik itu konten yang ditujukan untuk memancing audiens, apalagi untuk konten promosi yang tertaut. Anda harus dapat mengatasi masalah masalah klasik seperti loading yang lambat dan desain yang buruk.
- Menyesuaikan harga iklan Anda secara teratur dengan kondisi permintaan dan tren pasar.
- Jalin kerjasama dengan mitra bisnis yang profesional, andal dan tepercaya. Jangan lupa untuk selalu mengecek keabsahan calon mitra bisnis tersebut.
- Melakukan A/B testing dengan berbagai jenis unit iklan yang ada. Hal ini penting dilakukan untuk memperluas cara pandang atau strategi terbaru digital marketing Anda.
- Optimalkan website Anda dengan kaidah SEO. Pelajari lebih dalam materi-materi dasar seperti riset keyword yang baik dan juga search intent.
FAQ Seputar Konten
- Apa itu CPM?. Cost per Mile, atau biaya yang harus dibayarkan setelah iklan menjangkau seribu audiens atau seribu tayangan iklan.
- Apa Perbedaan CPM dengan CPC dan CPA?. CPC (Cost per Click) harga yang harus dibayarkan setiap kali iklan berhasil dapatkan klik. Sedangkan CPA (Cost per Acquisition) adalah harga yang harus dibayarkan setiap kali iklan berhasil diakuisisi.
- Bagaimana Cara Menghitung CPM?. Rumusnya adalah CPM: Total belanja iklan/jumlah tayangan x 1000, contoh (Rp.10.00.000/1 juta) x 1000 = Rp. 10.000.
- Apakah CPM Dapat Diterapkan untuk Berbagai Strategi Digital Marketing?. Iya, dapat diterapkan pada strategi pay per click marketing, SEO, dan juga social media marketing.
- Berapakah CPM yang Baik?. Tergantung dari tujuan yang ingin dicapai masing-masing pebisnis.
- Faktor yang Membuat CPM Menjadi Baik?. CPM bagus dapat diukur dari niche, kualitas audiens, format iklan dan ukurannya, lokasi geografi, jaringan iklan dan ROI (Return of Investment).
- Apa Saja Kelebihan CPM?. Biaya iklan menjadi lebih efisien dan dapat dihitung. Memudahkan pebisnis untuk terapkan teknik tepat peningkat brand awareness. Sangat efektif digunakan sebagai metrik video marketing.
- Apa Saja Kekurangan CPM?. Menyulitkan pebisnis untuk targeting.
Inilah penjelasan lengkap tentang apa itu CPM. Apabila Anda berminat untuk mendapatkan mitra bisnis terbaik, hubungi saja Creativism.id.
Baca Juga: 5 Cara Optimasi Website untuk Voice Search
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor WhatsApp 6281 22222 7920.
Apa itu Lead Generation dan Jenis-Jenisnya?
Apa itu Lead Generation – Ketika menjalankan bisnis, maka ada banyak hal penting yang mesti Anda ketahui. Satu di antara banyak hal penting tersebut, adalah mengetahui tentang apa itu lead.
Lead sendiri adalah sebuah istilah untuk menggambarkan calon pelanggan yang memiliki minat pada produk atau layanan yang Anda tawarkan. Kita biasa mengenal istilah ini dengan kondisi paling sederhana, yakni ketika ada pesan WhatsApp yang masuk ke kontak customer service. Istilah yang satu ini sering lalu lalang di telinga digital advertiser.
Wajar, karena semakin banyak lead yang masuk, menandakan iklan yang dijalankan berhasil, setidaknya untuk menarik perhatian target audience. Tetapi, lead bukanlah sesuatu yang mudah untuk didapatkan. Ya, sejatinya lead bukanlah metrik yang berdiri sendiri. Metrik ini baru bisa didapatkan apabila rancangan marketing funnel di tiap tahapnya sudah kuat.
Plus produk atau jasa yang ditawarkan benar-benar dapat memenuhi kebutuhan utama dan ekspektasi calon pelanggan. Artinya sebelum memaksimalkan lead, Anda perlu memaksimalkan terlebih dahulu metrik-metrik penting lainnya, seperti engagements.
Adapun lead sendiri terbagi dalam 3 konsep utama, yakni penawaran yang menarik, platform yang tepat dan opt-in forms. Untuk bisa menjalankan 3 konsep utama ini, maka Anda butuh lead generation. Apa itu lead generation?. MinTiv akan menjelaskannya lengkap di dalam artikel ini. Jadi, simak baik-baik ya!.
Apa itu Lead Generation?
Lead generation adalah proses untuk dapat mengumpulkan informasi kontak dari calon pelanggan yang menunjukkan minat pada produk atau layanan yang Anda tawarkan. Proses pengumpulan informasi ini, biasanya dilakukan oleh customer service. Tujuannya adalah jelas untuk membantu bisnis menemukan buyer persona yang tepat.
Bisnis jadi memiliki database pelanggan, yang itu dapat memperkuat keputusan bisnis yang diambil. Keputusan bisnis yang tidak gegabah dan sangat-sangat matang. Segmented marketing pun jadi lebih mudah dilakukan.
Jenis Jenis Lead Generation
Ada banyak jenis lead generation yang bisa Anda lakukan. Secara garis besar, lead generation ini mirip dengan cara Anda menjalankan berbagai channel marketing. Dimulai dari;
1. Web Marketing
Ya, untuk yang satu ini sendiri pasti sudah sering Anda jumpai. Rata-rata pebisnis selalu memiliki website untuk media promosi produk mereka. Beberapa mungkin menggunakan website berjenis e-commerce dari produk mereka sendiri. Anda bisa menerapkan lead generation pada website dengan menaruh opt-in forms.
2. Telemarketing
Sesuai dengan namanya, telemarketing adalah proses pemasaran yang dilakukan via telepon jarak jauh. Biasanya, lead generation yang dilakukan pada telemarketing lebih fokus untuk dapatkan data-data yang spesifik. Seperti alamat, email dan lain-lain.
3. Melakukan Pameran Produk
Berikutnya adalah dengan melakukan pameran produk. Ya, Anda bisa mengadakan event khusus untuk yang satu ini. Di mana kemampuan Anda dalam melakukan public speaking akan benar-benar diuji. Untuk itu, pelajari baik dengan siapa Anda akan berbicara. Temukan materi presentasi yang matang dan relevan.
Body language yang tepat dan menarik. Jangan lupa untuk sematkan tawaran menarik seperti diskon dan sebagainya.
4. Affiliate Marketing
Berikutnya ada affiliate marketing. Sebuah teknik marketing yang memanfaatkan orang lain untuk mempromosikan bisnis Anda, dan orang tersebut mendapatkan “bagian” dari penjualan. Teknik seperti ini sudah sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar, salah satunya adalah Amazon.
Baca Juga: Inilah Jenis-Jenis Affiliate Marketing yang Datangkan Untung Besar!
5. Digital Ads
Terakhir, sekaligus menjadi yang paling efektif untuk lead generation adalah dengan menggunakan digital ads. Ada banyak platform digital ads yang bisa Anda gunakan. Salah satunya adalah Meta Ads.
Dengan Meta Ads, iklan Anda tidak hanya akan tampil di Facebook, tapi juga bisa tampil di sosial media Instagram. Sebelum menjalankan Meta Ads, pastikan Anda memahami terlebih dahulu buyer persona yang cocok dengan niche bisnis dan juga budgeting yang baik.
Pesan Sekarang: Jasa Facebook Instagram Ads
Tanpa kedua itu, iklan yang Anda jalankan melalui dashboard Meta Ads akan berakhir boncos.
Inilah penjelasan lengkap tentang apa itu lead generation. Apabila Anda berminat untuk mendapatkan partner bisnis terbaik, hubungi saja Creativsim.id.
Baca Juga: Red Flag SEO Terbesar yang Wajib Diketahui
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor 6281 22222 7920.
Apa itu Strategi Bisnis, Manfaat Beserta dengan Komponennya?
Apa itu Strategi Bisnis – Untuk bisa menjalankan sebuah usaha yang sukses, maka diperlukan strategi bisnis yang mumpuni. Tanpa adanya strategi bisnis, usaha yang dijalankan, tentunya tidak akan mencapai tujuan utamanya. Di dalam dunia pengusaha sendiri, kita bisa menemukan banyak model atau jenis strategi bisnis yang dijalankan.
Baca Juga: Kenapa SEO Menjadi Strategi Bisnis Terbaik untuk Pemula?
Semua itu bergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Lalu, apa sih yang dimaksud dengan strategi bisnis tersebut?. MinTiv akan menjelaskannya, secara lengkap kepada Anda tentang apa itu strategi bisnis di dalam artikel ini. Jadi simak baik-baik ya!.
Apa itu Strategi Bisnis?
Strategi bisnis adalah model sketsa atau perencanaan yang digunakan untuk dapat menjadi panduan aktivitas bisnis agar berada dalam koridor menuju tujuan utama. Sketsa dan rencana ini harus dapat didefinisikan dengan baik di awal proses bisnis.
Strategi bisnis yang didefinisikan dengan baik di awal, akan membantu Anda untuk;
- Mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi tinggi.
- Memudahkan Anda untuk melihat peluang dan memanfaatkannya.
- Mobilisasi sumber daya jadi lebih tepat sasaran.
- Dapat memenuhi tantangan yang ada, dan mampu memberikan respon yang baik pada ancaman yang datang.
- Proses bisnis dapat dikendalikan.
Strategi bisnis yang baik sendiri, dapat kita ketahui melalui berbagai indikator. Indikator paling mudah yang bisa digunakan untuk mengukur layaknya sebuah strategi bisnis adalah dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini;
- Apa alasan utama bisnis dilakukan?.
- Apa yang menjadi kekuatan inti dari bisnis yang ingin dijalankan?.
- Siapakah yang menjadi target audience Anda?.
- Mengapa strategi ini perlu dijalankan?.
Jika strategi bisnis yang telah Anda rancang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana di atas. Maka jalannya bisnis diprediksi tidak akan mengalami kendala yang berarti.
Manfaat Strategi Bisnis yang Perlu Diketahui
Berbicara tentang manfaat strategi bisnis, tentunya kita bisa menyebutkan banyak di antaranya. Tetapi, untuk mempersingkat dan mempermudah kita memahami manfaat yang ada, MinTiv akan membaginya dalam 5 bagian penting. 5 bagian penting tersebut adalah;
1. Perencanaan
Ya, yang pertama adalah perencanaan. Strategi bisnis yang baik akan memudahkan pebisnis untuk mencapai tujuan dan sasaran yang tepat. Perencanaan menuju tujuan dan sasaran ini jadi lebih matang dan lebih berbobot.
2. Kelebihan dan Kekurangan
Bagian kedua adalah strategi bisnis yang dapat membuka cakrawala pengetahuan bisnis Anda. Terlebih kepada kelebihan dan kekurangan bisnis yang dimiliki. Ketika informasi ini diketahui, tentunya Anda bisa dengan mudah melakukan strategi untuk menonjolkan sisi kelebihan bisnis yang ada. Lalu, untuk kekurangan, Anda bisa melakukan evaluasi dan juga perbaikan kualitas.
3. Efisiensi dan Efektivitas
Ya, efek domino dari perencanaan yang matang tentunya akan menjadikan proses pelaksanaan bisnis jadi sistematis. Proses yang runut dan tidak terburu-buru inilah, yang pada akhirnya akan membawa bisnis pada efisiensi dan efektivitas tinggi. Tingkat produktivitas bisnis pun dapat meningkat di berbagai metrik penting yang digunakan.
4. Bantu Anda Lebih Mudah untuk Bersaing dengan Kompetitor
Manfaat strategi bisnis berikutnya adalah memudahkan Anda untuk bersaing dengan kompetitor. Perlu diketahui juga bahwa salah satu contoh strategi bisnis yang banyak digunakan adalah analisis kompetitor. Melalui proses analisis ini, Anda dapat mengetahui kelemahan kompetitor, dan kemudian memanfaatkannya untuk jadi bagian powerful bisnis Anda.
5. Kontrol
Yang terakhir adalah kontrol. Ya, ini berkaitan erat dengan proses evaluasi hasil dan monitoring.
Komponen Utama Strategi Bisnis
Secara garis besar, kita dapat memahami strategi bisnis ini berdasarkan 4 komponen utama. 4 komponen utama tersebut adalah;
- Visi, misi, tujuan bisnis. Komponen ini menjadi semacam garis lurus yang memandu Anda untuk lebih mudah tentukan strategi bisnis yang tepat. Visi dan misi bisnis, juga dapat menjadi nilai tambah untuk Anda dapat menerapkan etika bisnis yang baik.
- Core values. Ya, dapat dikatakan bahwa ini adalah hasil pemahaman yang baik dari bagian visi dan misi bisnis. Core values adalah nilai-nilai yang coba dibangun oleh pebisnis untuk membangun relationship marketing yang baik.
- Rencana anggaran bisnis. Bagian ini akan menjelaskan detail tentang rencana pengelolaan keuangan dan penggunaan sumber daya lainnya dengan tepat.
- Evaluasi hasil. Proses evaluasi ini, biasanya menjadi paket lengkap untuk Anda lakukan monitoring proses bisnis.
Inilah penjelasan lengkap mengenai apa itu strategi bisnis. Apabila Anda berminat untuk mendapatkan partner bisnis terbaik, hubungi saja Creativism.id.
Baca Juga: Cara Memunculkan Design Thinking untuk Pebisnis
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor WhatsApp 6281 22222 7920.