Tuliskan Cara Kerja Search Engine. Saat ini, berbagai search engine populer seperti Google, Bing, Yahoo!, Baidu, dan DuckDuckGo memiliki target pasar dan lokasi berbeda.
Data GS Statcounter 2025 menunjukkan Google mendominasi dengan 89,57% penggunaan, diikuti Bing 4,02% dan lainnya. Dengan memahami bahwa hampir semua search engine bekerja serupa, pembahasan lebih difokuskan pada Google untuk efisiensi belajar.
Baca Juga: Analisis Bisnis Adalah: Jenis dan Contoh Penerapannya
Yuk, simak penjelasan MinTiv berikut ini.
Daftar Isi
ToggleApa itu Search engine?
Search engine adalah sistem otomatis yang dirancang untuk menelusuri website secara rutin dan menambahkan halaman-halaman ke dalam indeksnya. Indeks ini kemudian menjadi basis data yang memungkinkan search engine menampilkan informasi yang relevan sesuai kebutuhan pengguna.
Baca Juga: Mengenal SOP Admin dalam Manajemen Akun Media Sosial
Proses penelusuran dapat dilakukan melalui pendaftaran langsung oleh pemilik website atau secara otomatis oleh search engine. Terdapat dua komponen utama search engine, yaitu search engine indexing, yang mengumpulkan dan mengatur informasi dari seluruh halaman sebelum pencarian dilakukan, serta search algorithm yaitu formula unik yang digunakan untuk mengambil informasi spesifik dan menentukan peringkat website.
Cara Kerja Search Engine
Berikut adalah cara kerja search engine.
1. Crawling
Crawling adalah tahap awal dalam kerja search engine untuk menemukan dan mengumpulkan konten dari internet. Proses ini dilakukan oleh program otomatis yang sering disebut crawler, spider, atau bot. Google menggunakan crawler bernama Googlebot untuk menelusuri berbagai jenis konten, seperti halaman web, gambar, video, dan dokumen.
Proses dimulai ketika crawler mengunjungi suatu halaman, lalu mengikuti tautan atau hyperlink untuk menemukan URL baru. Semua URL yang ditemukan disimpan dalam database indeks Google yang disebut Caffeine.
Crawling umumnya memiliki dua tujuan utama yaitu:
- URL Discovery. Menemukan halaman atau konten baru di internet.
- Page Freshness. Memperbarui informasi pada halaman yang sudah ada jika terdeteksi perubahan.
URL baru, dapat ditemukan melalui berbagai metode, diantaranya:
- Site Navigation. Navigasi website yang jelas dan terstruktur.
- Internal Link. Penggunaan internal link yang saling terhubung.
- Sitemap. Pengiriman sitemap ke Google Search Console.
- URL Submission. Pengiriman URL secara manual.
- External Link. External link dari website lain.
Page freshness biasanya bergantung pada frekuensi pembaruan website. Misalnya website berita yang sering mengunggah konten akan di crawl lebih sering dibandingkan website yang jarang di update.
Untuk memantau status crawling, Anda bisa menggunakan laporan Crawl Stats di Google Search Console. Laporan ini menampilkan jumlah permintaan crawl, total ukuran unduhan, dan rata-rata waktu respons server. Kendala seperti error jaringan, masalah server, atau pengaturan robots.txt yang keliru dapat menghambat proses crawling.
2. Indexing
Indexing adalah proses penyimpanan dan pengorganisasian konten yang ditemukan saat proses crawling. Setelah halaman di crawl, search engine akan menganalisis dan mencoba memahami isinya. Analisis dilakukan melalui teks, tags, dan atribut seperti elemen title serta alt text.
Dalam proses ini, search engine juga memeriksa apakah halaman memiliki konten yang sama atau mirip (duplicate atau canonical) dengan halaman lain di internet. Google kemudian mengelompokkan halaman serupa dan memilih yang paling relevan untuk ditampilkan sesuai query pengguna. Penting diingat, meskipun sebuah halaman sudah di crawl, belum tentu langsung terindex.
Cara mengecek apakah website sudah terindex menggunakan Advanced Google Search yaitu:
- Ketik: site:yourdomain.com di Google.
- Hasil pencarian menunjukkan jumlah perkiraan halaman yang terindex.
- Angka tersebut bukan hasil pasti, tapi cukup untuk gambaran awal.
Anda juga bisa menggunakan Google Search Console (GSC) dengan cara:
- Memberikan data yang lebih akurat.
- Hanya dapat digunakan oleh pemilik atau pihak yang memiliki akses permission.
- Menampilkan status halaman yang sudah atau belum terindex secara detail.
Beberapa faktor dapat menghambat proses indexing, seperti kualitas konten yang rendah atau tidak relevan, halaman yang masih baru sehingga belum sempat di crawl, struktur navigasi website yang buruk, penggunaan meta tag no index, serta penalti dari Google akibat aktivitas spam.
Sementara itu, alasan halaman dikeluarkan dari indeks umumnya meliputi pelanggaran quality guidelines Google, terjadinya HTTP status code 4xx atau 5xx dalam waktu lama, maupun penggunaan meta tag no index.
Baca Juga: Mengenal SOP Admin dalam Manajemen Akun Media Sosial
Jika penghapusan indeks terjadi karena pelanggaran, pemilik website akan menerima notifikasi melalui Google Search Console (GSC). Dalam kasus tersebut, disarankan untuk memperbaiki konten sesuai panduan Google, kemudian mengajukan ulang agar halaman dapat dipertimbangkan kembali untuk diindeks.
3. Ranking
Ranking adalah proses pengurutan hasil pencarian di SERP (Search Engine Results Page) berdasarkan tingkat relevansi dengan queries yang dimasukkan oleh pengguna. Ketika pengguna mengetik kata kunci di kolom pencarian, search engine akan menjelajahi indeks yang dimiliki, lalu memilih dan mengurutkan konten yang dianggap paling sesuai.
Semakin tinggi posisi suatu halaman, semakin tinggi pula relevansinya menurut algoritma search engine. Relevansi halaman ditentukan dengan berbagai faktor, diantaranya:
- Lokasi. Search engine memprioritaskan hasil yang relevan secara geografis. Contohnya, pencarian “jasa seo terbaik” akan menampilkan hasil berbeda untuk pengguna di Jakarta dan Bandung. Penentuan lokasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti GPS dan lokasi Wi-Fi perangkat, label lokasi di Google Maps, alamat rumah yang tercatat di akun Google, riwayat aktivitas Google, serta IP address pengguna. Dengan begitu, search engine dapat menyesuaikan hasil pencarian agar lebih relevan dan sesuai dengan lokasi pengguna.
- Bahasa. Konten akan memiliki peringkat lebih tinggi di wilayah yang sesuai dengan bahasanya. Jika target audiens adalah pengguna berbahasa Indonesia, konten sebaiknya ditulis dalam bahasa Indonesia. Untuk target global, gunakan strategi multilingual content.
- Device. Perangkat yang digunakan juga memengaruhi peringkat hasil pencarian. Faktor-faktor yang berperan antara lain kecepatan halaman (page speed), kemampuan tampilan mobile (mobile friendliness), serta elemen yang tampil berbeda antara desktop dan mobile. Misalnya, pencarian melalui smartphone sering menampilkan hasil yang lebih lokal karena dianggap pengguna sedang bepergian, sehingga search engine menyesuaikan hasil agar lebih relevan dengan konteks penggunaan perangkat.
Beberapa halaman bisa terindeks oleh search engine namun tidak muncul di ranking atas karena beberapa alasan. Hal ini bisa terjadi jika kontennya tidak relevan dengan kueri pengguna, kualitas konten rendah dan tidak memenuhi pedoman khusus konten dari Google, atau adanya tag no index yang mencegah halaman tampil di hasil pencarian atau SERP.
Tujuan Memahami Cara Kerja Search Engine
Memahami cara kerja search engine penting bagi pemilik website. Berikut beberapa tujuan utama yang perlu Anda ketahui
- Memahami proses crawling, indexing, dan ranking agar pemilik website tahu bagaimana konten mereka ditemukan dan diurutkan oleh search engine.
- Mengoptimalkan konten sehingga lebih mudah diakses, relevan, dan memiliki peluang lebih tinggi muncul di halaman pertama SERP.
- Mengetahui faktor-faktor teknis seperti kecepatan halaman, struktur website, dan penggunaan meta tag agar proses indexing berjalan lancar.
- Mengidentifikasi potensi masalah yang bisa menghambat crawling atau indexing, misalnya error server atau penggunaan tag no index.
- Membantu merancang strategi SEO berbasis data agar traffic organik meningkat dan target audiens lebih tepat sasaran.
FAQ Seputar Konten
- Apakah semua halaman website otomatis di crawl oleh Google? Tidak semua halaman otomatis di crawl. Googlebot mengikuti link, sitemap, dan URL submission. Halaman dengan meta tag “no index” atau error server tidak akan di crawl.
- Berapa lama waktu yang dibutuhkan agar halaman baru terindex? Waktu indexing bervariasi tergantung frekuensi update website, kualitas konten, dan crawl budget. Bisa beberapa jam hingga beberapa minggu agar halaman muncul di SERP.
Dapatkan Free Audit
Sebelum kita sampai kepada kesimpulan dari pembahasan “Tuliskan Cara Kerja Search Engine” ini, MinTiv ingin menginfokan kepada Anda, bahwa Creativism sedang ada jasa Free Audit Website.
Bagaimana cara mendapatkannya?
Anda cukup klik tombol Free Audit, kemudian isi detail formulirnya. Hasil audit akan kami kirim via whatsapp/email.
Kesimpulan
Memahami cara kerja search engine membantu Anda mengoptimalkan konten, meningkatkan visibilitas, dan memastikan website mudah di crawl, di index, dan memperoleh ranking tinggi di SERP.
Artikel ini, dikreasikan oleh Tim Agency SEO Creativism. Agency SEO yang siap berikan pelayanan SEO terbaik dan lengkap sesuai dengan kebutuhan website klien. Hubungi kami langsung melalui WhatsApp 6281 22222 7920, untuk dapat layanan Jasa SEO Website Terbaik, segera!.