Strategi Penetapan Harga. Menurut Eric Dolansky, nilai yang bersedia dibayar pelanggan tidak selalu berkaitan dengan biaya produksi atau distribusi penjual, melainkan pada seberapa besar nilai yang mereka rasakan dari produk atau layanan tersebut. Pandangan ini menunjukkan bahwa harga bukan sekadar angka, tetapi cerminan persepsi dan nilai di mata konsumen.
Baca Juga: Cek Speed Website: Faktor Penting dan Cara Mengeceknya
Lalu, bagaimana strategi penetapan harga dapat membantu bisnis menentukan nilai jual yang tepat? Simak penjelasan MinTiv berikut ini.
Daftar Isi
ToggleApa Itu Strategi Penetapan Harga?
Strategi penetapan harga adalah cara atau metode yang digunakan bisnis untuk menentukan nilai jual produk maupun layanan. Secara sederhana, hal ini berkaitan dengan berapa jumlah uang yang perlu dibayar pelanggan agar produk tersebut dianggap sepadan dengan manfaat yang diterima.
Baca Juga: Usaha Dagang: Faktor Penting dan Srategi Sukses di Era Digital
Dalam prosesnya, Kawan Creativ perlu mempertimbangkan berbagai aspek seperti biaya produksi, tenaga kerja, dan pemasaran, lalu menambahkan margin keuntungan yang diinginkan. Penetapan harga yang tepat tidak hanya menentukan tingkat penjualan, tetapi juga berpengaruh besar terhadap citra merek dan besarnya keuntungan bisnis secara keseluruhan.
Jenis-Jenis Strategi Penetapan Harga
Strategi penetapan harga memiliki beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Cost-Plus Pricing
Salah satu strategi penetapan harga yang paling sederhana adalah cost-plus pricing. Dalam metode ini, Kawan Creativ menentukan harga jual dengan menjumlahkan total biaya produksi dan tambahan keuntungan yang diinginkan.
Strategi ini tidak terlalu memperhatikan kondisi pasar atau harga pesaing, melainkan berfokus pada pengembalian modal dan margin laba yang pasti.
Contohnya, jika Kawan Creativ menjual minuman kopi susu dengan biaya bahan dan produksi sebesar Rp8.000, lalu ingin memperoleh keuntungan Rp4.000, maka harga jualnya menjadi Rp12.000 per gelas. Pendekatan ini sering digunakan oleh pelaku usaha kecil karena mudah diterapkan dan memberikan kepastian mengenai besaran keuntungan yang akan diperoleh.
2. Competition-Based Pricing
Strategi competition-based pricing berfokus pada harga yang ditetapkan oleh pesaing di pasar. Dalam metode ini, Kawan Creativ menentukan harga jual dengan menjadikan harga kompetitor sebagai acuan utama, bukan berdasarkan biaya produksi atau permintaan pasar. Strategi ini umum digunakan di industri yang persaingannya ketat dan produk antarbrand memiliki kualitas serupa.
Sebagai contoh, jika Kawan Creativ menjual produk fashion dan melihat kompetitor menawarkan harga kemeja Rp150.000, maka Kawan Creativ bisa memilih untuk menjual sedikit lebih murah agar lebih menarik, atau sedikit lebih mahal dengan menonjolkan kualitas dan desain eksklusif. Strategi ini membantu bisnis tetap relevan di pasar dan mampu menyesuaikan diri dengan tren harga yang berlaku.
3. Premium Pricing
Premium pricing adalah strategi penetapan harga yang menempatkan produk pada level eksklusif dan berkelas tinggi.
Dalam pendekatan ini, Kawan Creativ menetapkan harga yang lebih tinggi dibanding rata-rata pasar dengan tujuan membangun persepsi kualitas, keistimewaan, dan prestise. Strategi ini cocok untuk produk yang memiliki nilai tambah kuat, baik dari segi bahan, desain, layanan, maupun merek.
Sebagai contoh, jika Kawan Creativ menjual parfum handmade dengan bahan impor dan kemasan elegan, harga yang ditetapkan bisa jauh di atas produk massal di pasaran. Strategi ini menargetkan konsumen yang rela membayar lebih untuk mendapatkan pengalaman dan citra premium, bukan sekadar fungsi produk semata.
4. Freemium Pricing
Freemium pricing adalah strategi penetapan harga yang banyak digunakan oleh perusahaan digital atau bisnis berbasis aplikasi. Dalam metode ini, Kawan Creativ menawarkan dua versi produk yaitu versi gratis dengan fitur terbatas dan versi berbayar dengan akses penuh atau layanan tambahan.
Tujuannya adalah menarik pengguna baru melalui versi gratis, lalu mendorong mereka untuk beralih ke versi premium setelah merasakan manfaatnya.
Sebagai contoh, Kawan Creativ bisa menyediakan aplikasi desain dengan fitur dasar yang bisa digunakan tanpa biaya. Namun, untuk mengakses template eksklusif, penyimpanan tambahan, atau dukungan pelanggan prioritas, pengguna perlu berlangganan paket premium. Strategi ini efektif untuk membangun basis pengguna luas sekaligus menghasilkan pendapatan dari pelanggan yang menginginkan fitur lebih lengkap.
5. Skimming Pricing
Skimming pricing adalah strategi penetapan harga di mana produk baru diluncurkan dengan harga tinggi, lalu perlahan diturunkan seiring berjalannya waktu. Tujuannya adalah memaksimalkan keuntungan dari konsumen yang rela membayar lebih untuk menjadi pengguna awal, sebelum akhirnya menjangkau segmen pasar yang lebih sensitif terhadap harga.
Sebagai contoh, Kawan Creativ bisa menerapkan strategi ini jika merilis produk teknologi baru, seperti gadget atau perangkat pintar. Di tahap awal, produk dijual dengan harga tinggi untuk mencerminkan inovasi dan eksklusivitas. Setelah beberapa waktu, harga diturunkan agar lebih banyak konsumen bisa membeli.
Strategi ini juga sering diterapkan di bisnis makanan siap saji untuk mempercepat penjualan menjelang akhir hari tanpa mengorbankan kualitas.
6.Bundle Pricing
Bundle pricing adalah strategi penetapan harga di mana dua atau lebih produk dijual dalam satu paket dengan harga yang lebih murah dibandingkan jika dibeli secara terpisah. Pendekatan ini bertujuan menarik minat konsumen melalui persepsi harga yang lebih hemat dan praktis.
Sebagai contoh, Kawan Creativ bisa menjual paket kaus dan topi seharga Rp175.000, padahal jika dibeli terpisah harganya mencapai Rp200.000. Strategi ini tidak hanya mendorong penjualan produk dengan lebih cepat, tetapi juga membantu menghabiskan stok yang kurang laku.
Meskipun margin keuntungan per produk mungkin sedikit menurun, peningkatan volume penjualan secara keseluruhan dapat tetap memberikan hasil yang menguntungkan.
7. Psychological Pricing
Psychological pricing adalah strategi penetapan harga yang memanfaatkan cara berpikir dan persepsi konsumen terhadap angka. Tujuannya bukan hanya menentukan harga secara logis, tetapi juga menciptakan kesan emosional yang bisa memengaruhi keputusan pembelian. Strategi ini sering digunakan karena dapat membuat produk terasa lebih murah, lebih mewah, atau lebih menarik tanpa benar-benar mengubah nilai dasarnya.
Beberapa contoh penerapan yang bisa Kawan Creativ gunakan antara lain:
- Odd pricing. Menulis harga seperti Rp99.999 agar terlihat lebih terjangkau dibanding Rp100.000.
- Even pricing. Digunakan untuk menonjolkan kesan eksklusif dengan harga bulat seperti Rp100.000.
- BOGOF (Buy One Get One Free). Beli satu gratis satu, yang memberi kesan nilai lebih bagi pembeli dan mendorong penjualan cepat.
Dengan menerapkan strategi ini secara tepat, Kawan Creativ dapat membentuk persepsi positif di benak pelanggan dan meningkatkan daya tarik produk tanpa harus menurunkan kualitas.
8. Konsep Elastisitas
Konsep elastisitas merupakan salah satu strategi penetapan harga yang menekankan pada hubungan antara perubahan harga dan tingkat permintaan produk. Melalui pendekatan ini, Kawan Creativ dapat memahami seberapa besar reaksi konsumen terhadap kenaikan atau penurunan harga sebelum menentukan strategi yang tepat.
- Barang Inelastis. Barang inelastis adalah produk yang permintaannya tidak banyak berubah meskipun harganya naik. Biasanya, jenis produk ini bersifat penting dan sulit digantikan. Contohnya seperti bahan bakar, listrik, atau obat-obatan. Walau harga meningkat, konsumen tetap membelinya karena merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa ditunda.
- Barang Elastis. Sebaliknya, barang elastis memiliki permintaan yang mudah berubah tergantung harga. Produk seperti gadget, pakaian, atau makanan ringan termasuk dalam kategori ini. Jika harga naik terlalu tinggi, konsumen bisa menunda pembelian atau beralih ke merek lain yang lebih terjangkau.
- Pengaruh Barang Pengganti. Keberadaan barang pengganti juga memengaruhi tingkat elastisitas. Jika sebuah produk tidak memiliki pengganti, maka permintaannya cenderung tetap (inelastis). Namun, bila ada banyak alternatif di pasaran, seperti kue yang bisa diganti dengan roti atau es krim, maka permintaannya menjadi elastis karena konsumen mudah beralih ke pilihan lain.
Contoh Penerapan Strategi Penetapan Harga di Brand Ternama
Beberapa contoh penerapan strategi penetapan harga di brand ternama adalah sebagai berikut.
1. Apple – Strategi Premium Pricing
Apple dikenal menerapkan premium pricing dengan menetapkan harga tinggi untuk produk-produknya seperti iPhone dan MacBook. Strategi ini bukan semata karena biaya produksi, tetapi untuk menonjolkan citra eksklusif dan kualitas tinggi.
Dengan harga yang lebih mahal dibanding pesaing, Apple membangun persepsi bahwa produknya memiliki nilai dan prestise tersendiri di mata konsumen.
2. McDonald’s – Strategi Bundle Pricing
McDonald’s sukses dengan strategi bundle pricing melalui paket hemat seperti “McMeal” atau “Combo Set.” Dengan harga lebih murah dibanding membeli menu satuan, pelanggan merasa mendapatkan nilai lebih.
Strategi ini juga meningkatkan volume penjualan dan efisiensi operasional karena mendorong pembelian produk dalam satu waktu.
3. Xiaomi – Strategi Penetration Pricing
Xiaomi dikenal sebagai salah satu merek smartphone populer yang berhasil menarik perhatian pasar melalui strategi penetration pricing. Kawan Creativ bisa melihat bahwa produk Xiaomi biasanya dijual dengan harga lebih rendah dibandingkan kompetitornya, namun tetap menawarkan kualitas yang baik dan fitur menarik.
Baca Juga: Ide Bisnis Kreatif: Peluang Menjanjikan untuk Wirausaha Masa Kini
Strategi ini membuat banyak konsumen tertarik mencoba produknya, sehingga Xiaomi mampu memperluas pangsa pasar dengan cepat, terutama di segmen pengguna baru yang mencari ponsel berkualitas dengan harga terjangkau.
FAQ Seputar Konten
- Apa yang dimaksud dengan strategi penetapan harga? Strategi penetapan harga adalah cara bisnis menentukan nilai jual produk atau layanan agar sesuai dengan target pasar, biaya produksi, dan tingkat keuntungan yang diinginkan.
- Kenapa strategi penetapan harga penting bagi bisnis? Karena harga memengaruhi keputusan pembelian konsumen, citra merek, dan tingkat keuntungan. Strategi yang tepat membantu bisnis tetap kompetitif dan berkelanjutan.
- Apa contoh strategi penetapan harga yang umum digunakan? Beberapa contohnya adalah cost-plus pricing, premium pricing, penetration pricing, dan bundle pricing, yang masing-masing disesuaikan dengan tujuan dan karakter bisnis.
Kesimpulan
Strategi penetapan harga merupakan langkah penting dalam menentukan nilai jual produk agar tetap kompetitif dan menguntungkan. Dengan memilih strategi penetapan harga yang tepat, bisnis dapat menarik pelanggan, meningkatkan penjualan, serta memperkuat posisi merek di pasar.
Optimalkan bisnis Anda dengan digital marketing. Dapatkan konsultasi gratis dan wujudkan pertumbuhan bisnis Anda! Hubungi kami sekarang melalui WhatsApp 6281 22222 7920.


