401 vs 403 Error Codes. Sebagai tools digital, maka wajar jika kita akan menemukan banyak kode angka di dalam website. Kode-kode angka ini lumayan sering kita jumpai, terlebih saat website mengalami error.
Website akan mengeluarkan kode error dengan angka tertentu. Adapun kode error atau error codes yang sering kita lihat mungkin adalah 401 dan 403 error codes. Apa itu 401 dan 403 error codes?. Nah, di dalam artikel ini, MinTiv akan menjelaskannya kepada Anda lengkap. Penasaran bagaimana penjelasannya?, simak baik-baik artikel ini ya!.
Daftar Isi
ToggleApa itu 401 vs 403 Error Codes?
401 dan 403 adalah kode error yang muncul ketika website mengalami masalah load data dari server. 401 error codes terjadi ketika terdapat upaya akses dari pihak yang tidak sah pada server. Dengan kata lain, 401 error codes menjadi tanda penting akan kualitas sistem keamanan website.
Sedangkan 403 error codes terjadi ketika pengunjung telah mendapatkan hak aksesnya, tetapi tidak memiliki izin akses pada konten tertentu. Sama seperti sebelumnya, kode eror ini menjadi pertanda penting akan sistem keamanan website, terutama yang bersifat khusus.
Dari sini, kita dapat mengetahui dengan pasti perbedaan antara 401 dan 403 error codes. Di mana perbedaan paling besarnya terdapat pada masalah kredensial dan hak akses konten.
Selain disebabkan karena kredensial yang tidak valid, 401 error codes juga bisa muncul karena beberapa alasan lainnya, seperti;
- Memang tidak ada kredensial yang diberikan.
- Kredensial yang telah diberikan sudah kedaluwarsa.
- Izin tidak memadai. Pengunjung web tidak memiliki otoritas pada file web yang ingin diakses.
- Header otorisasi hilang.
- Terdapat masalah dengan cookie.
401 error codes ini, biasanya akan menyertakan header WWW-Authenticate, yang di dalamnya terdapat metode otentikasi yang dianjurkan, semisal Basic, Digest, dan juga Beaer.
Lalu, bagaimana dengan 403 error codes?. Sama seperti sebelumnya, alasan munculnya kode error ini, tidak terbatas karena izin yang tidak memadai, tapi juga bisa mencakup alasan-alasan lain seperti;
- Alamat IP yang diblokir.
- Settingan firewall yang dirancang khusus untuk memblokir permintaan tertentu.
- Fitur pembatasan geolokasi aktif.
- Fitur pembatasan Access Control List aktif.
- Sertifikat SSL/TLS yang tidak valid.
- Fitur pembatasan kebijakan referrer aktif.
- Tidak munculnya laman otentikasi yang diperlukan.
Apakah 401 dan 403 Error Codes, Dapat Memengaruhi SEO?
401 dan 403 error codes ini, dapat memengaruhi SEO website secara tidak langsung. Terlebih jika kita berbicara pengaruhnya untuk elemen user experience. Pengunjung website yang terlalu sering menemukan kode error 401 atau 403 di dalam website Anda, tentunya akan mendapatkan pengalaman menjelajah yang buruk.
Ini jelas akan memberikan website persentase bounce rate yang lebih tinggi ketimbang dwell time. Efek buruk dari tingginya persentase bounce rate pada suatu website, akan menjadikannya sulit untuk masuk proses indexing Google. Jangankan ranking, masuk indexing saja sulit.
Selain itu, 401 dan 403 error codes juga bisa mengganggu upaya Anda dalam menjalankan manajemen internal link dan struktur navigasi website yang baik.
Cara Mengetahui Konten Website yang Alami 401 atau 403 Error Codes
Untuk dapat mengetahui konten website manakah yang mengalami masalah kode error seperti ini, Anda cukup melakukan integrasi website dengan Google Search Console. Setelah proses integrasi selesai, beralih ke sub menu Indexing > Pages. Di sana, Anda bisa melihat halaman mana saja yang gagal terindeks karena masalah 401 atau 403 error codes.
FAQ Seputar Konten
- Apa perbedaan utama antara 401 dan 403 Error Codes? Perbedaan utama adalah: 401 Error terkait dengan kredensial yang tidak valid atau tidak diberikan sama sekali. 403 Error terkait dengan kurangnya izin meskipun kredensial yang valid sudah diberikan.
- Bagaimana 401 dan 403 Error Codes dapat memengaruhi SEO? Kode error ini dapat memengaruhi SEO secara tidak langsung karena, 1. Menurunkan pengalaman pengguna (user experience), 2. Meningkatkan bounce rate, yang memengaruhi kemampuan website masuk ke indeks Google. 3. Mengganggu struktur internal link dan navigasi website.
- Apakah 401 dan 403 Error Codes selalu memerlukan intervensi teknis?. Tidak selalu. Beberapa kasus dapat diselesaikan dengan memperbarui kredensial atau izin akses. Namun, jika masalahnya terkait dengan pengaturan server atau firewall, perlu intervensi teknis.
- Apa dampak 403 Error Codes pada pengunjung website? 403 Error Codes membuat pengunjung tidak bisa mengakses konten yang mereka cari meskipun sudah memiliki otentikasi yang valid. Hal ini dapat membuat frustrasi pengguna dan merusak reputasi website.
- Apakah kode error ini dapat diabaikan jika hanya muncul sesekali?. Tidak disarankan untuk mengabaikannya, karena meskipun jarang terjadi, kode error ini tetap memengaruhi pengalaman pengguna dan kinerja SEO.
Referensi Bacaan dari Creativism
Setelah membaca tentang 401 vs 403 error codes ini, ada baiknya untuk Anda membaca artikel-artikel yang sejenis di bawah ini, untuk menambah wawasan Anda, dimulai dari;
- Cara Mengatasi 30 Pesan Error Website WordPress (Bagian 1).
- Cara Mengatasi 30 Pesan Error Website WordPress (Bagian 2).
- Cara Mengatasi 30 Pesan Error Website WordPress (Bagian 3).
Referensi Bacaan dari Luar
Terkait referensi bacaan dari website luar, berikut ini MinTiv berikan beberapa referensi, dimulai dari;
- 401 Error: 7 effective ways to troubleshoot and resolve it. Ditulis oleh Hasna A. & Matleena S, seorang seasoned Content Writer dari Hostinger Internationa.
- 401 vs 403 Error Codes: What’s the Difference? – SE Ranking. Ditulis oleh Yevheniia Khromova seorang Content Marketer dan Copywriter di SE Ranking.
Kesimpulan
Inilah penjelasan lengkap tentang 401 vs 403 error codes.
Artikel ini, dikreasikan oleh Tim Agency SEO Creativism. Agency SEO yang siap berikan pelayanan SEO terbaik dan lengkap sesuai dengan kebutuhan website klien. Hubungi mereka langsung melalui WhatsApp 6281 22222 7920, untuk dapat layanan Jasa SEO Website Terbaik, segera!!.