Content Marketing dan Copywriting yang Menjual. Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah pengguna media sosial terbesar secara global. Berdasarkan laporan, terdapat sekitar 143 juta akun aktif yang menggunakan platform media sosial di Indonesia pada Januari 2025. Angka ini bahkan terus bertambah seiring meningkatnya akses internet dan penggunaan smartphone.
Namun, di tengah besarnya potensi itu, sekadar hadir di media sosial jelas tidak cukup. Banyak brand sudah punya akun, blog, atau campaign, tapi performanya stagnan. Padahal, dua faktor terbesar yang memengaruhi perhatian audiens dan mendorong penjualan adalah content marketing dan copywriting.
Baca Juga: Panduan Lengkap Content Marketing 2025
Keduanya bukan soal “bikin konten” atau “tulis caption” semata. Kalau Kawan Creativ ingin membuat konten yang bukan hanya dilihat tapi benar-benar menghasilkan, memahami kedua elemen ini adalah fondasi pertama yang wajib dimiliki.
Simak pembahasan MinTiv berikut ini.
Daftar Isi
TogglePentingnya Content Marketing dan Copywriting yang Menjual
Di tengah persaingan digital, punya akun media sosial atau website saja tidak cukup. Konten harus menarik, relevan, dan menghasilkan respons. Di sinilah content marketing dan copywriting berperan.
Content marketing membangun kedekatan, edukasi, dan awareness lewat konten yang konsisten. Tapi tanpa dorongan aksi, hasilnya berhenti di perhatian saja. Copywriting menjadi penggeraknya, melalui kata yang persuasif dan terarah, audiens terdorong untuk membeli, daftar, klik, atau menghubungi brand.
Baca Juga: Contoh Copywriting Iklan yang Efektif dan Menginspirasi
Jika keduanya digabungkan dengan strategi yang tepat, bisnis bisa mendapatkan hasil yang lebih konkret yaitu:
- Engagement meningkat. Audiens lebih tertarik berinteraksi karena konten informatif dipadukan dengan ajakan yang relevan.
- Konversi naik. Caption, landing page, atau iklan yang ditulis dengan copy yang persuasif mampu mengubah pembaca menjadi pelanggan.
- Penjualan lebih stabil. Konten yang konsisten menjaga awareness, sementara copywriting yang kuat mendorong transaksi secara berkelanjutan.
Tanpa copywriting yang kuat, audiens tidak bergerak. Keduanya saling melengkapi untuk menciptakan konten yang bukan hanya dilihat, tapi menghasilkan.
Perbedaan Content Marketing dan Copywriting
Meskipun sering dianggap sama, content marketing dan copywriting punya fungsi dan pendekatan yang berbeda. Keduanya saling melengkapi, tetapi tujuan akhirnya tidak selalu sama.
1. Tujuan Utama
Content marketing digunakan untuk membangun hubungan jangka panjang dengan audiens melalui edukasi, penguatan brand awareness, dan pendekatan organik yang menarik perhatian secara natural.
Sebaliknya, copywriting berfungsi untuk memicu tindakan langsung seperti pembelian, klik tombol, mengisi formulir, atau menghubungi bisnis.
2. Gaya Penulisan
Konten yang dibuat untuk content marketing menggunakan bahasa naratif, informatif, dan cenderung soft selling. Tujuannya memberi wawasan dan membangun kepercayaan terlebih dahulu.
Sementara itu, copywriting memakai kalimat yang persuasif, padat, dan langsung ke inti pesan agar audiens segera merespons tanpa berpikir terlalu lama.
3. Bentuk Konten
Content marketing biasanya disajikan dalam bentuk artikel blog, video edukasi, newsletter, infografik, podcast, ebook, atau carousel informatif. Formatnya lebih fleksibel dan bertujuan memberikan nilai.
Copywriting hadir di materi promosi seperti headline iklan, caption jualan, landing page, sales page, email penawaran, CTA, dan iklan berbayar yang dirancang untuk menghasilkan konversi.
4. Timing dan Durasi Efek
Dampak content marketing bersifat jangka panjang karena perannya membangun trust, kredibilitas, dan positioning brand terlebih dahulu.
Copywriting bekerja lebih cepat karena misinya mendorong tindakan langsung dalam waktu singkat, misalnya saat kampanye promosi atau penjualan tertentu.
5. Peran dalam Penjualan
Content marketing menciptakan minat, kedekatan, dan kesiapan audiens sebelum transaksi terjadi. Setelah itu, copywriting mengambil alih untuk menutup penjualan dan mengubah audiens menjadi pelanggan. Keduanya saling melengkapi dalam proses pemasaran yang efektif.
Tips Membuat Content Marketing dan Copywriting yang Menjual
Agar konten tidak hanya menarik perhatian tetapi juga menghasilkan aksi, Kawan Creativ perlu menggabungkan strategi yang tepat antara value, emosi, dan ajakan yang kuat. Berikut tips yang bisa langsung diterapkan:
1. Kenali Masalah dan Kebutuhan Audiens
Sebelum membuat konten, pahami dulu apa yang sedang dirasakan audiens seperti tantangan, hambatan, atau target yang ingin mereka capai. Riset bisa dilakukan melalui komentar, forum, atau survei sederhana.
Konten yang langsung menyentuh kebutuhan akan terasa relevan dan membuat mereka merasa “ini buat saya”, sehingga peluang engagement dan aksi jauh lebih tinggi.
2. Gunakan Bahasa yang Membumi
Bahasa sederhana lebih mudah diterima pembaca daripada istilah teknis atau kalimat formal. Tulis seolah sedang mengobrol langsung, tanpa kesan menggurui.
Gunakan kata ganti yang dekat seperti kamu atau kita. Dengan gaya komunikasi yang hangat dan natural, pesan akan lebih cepat dipahami dan tidak terasa berat.
3. Mulai dengan Hook yang Kuat
Kalimat pembuka menentukan apakah audiens lanjut membaca atau langsung scroll. Hook bisa berupa pertanyaan yang relevan, fakta mengejutkan, data menarik, atau pernyataan yang menyentil realita mereka. Tujuannya adalah memancing rasa penasaran sejak awal agar pembaca merasa perlu tahu lebih lanjut.
4. Terapkan Storytelling
Cerita membuat informasi terasa nyata dan mudah dicerna. Kawan Creativ bisa gunakan studi kasus, pengalaman pelanggan, atau ilustrasi sederhana.
Storytelling juga membantu membangun ikatan emosional. Pembaca tidak hanya membaca informasi, tapi ikut merasakan alurnya, sehingga pesan lebih membekas dan tidak cepat terlupakan.
5. Fokus pada Manfaat, Bukan Fitur
Fitur hanya memberi tahu “apa yang ada”, sedangkan manfaat menjelaskan “apa untungnya bagi mereka”. Audiens lebih tertarik pada hasil akhir, bukan spesifikasi.
Misalnya, daripada menulis “webinar 3 jam,” lebih kuat jika ditulis “belajar strategi branding yang bisa langsung diterapkan untuk meningkatkan penjualan.”
6. Sertakan CTA yang Jelas
Setiap konten harus mengarahkan pembaca ke aksi tertentu, entah itu klik, daftar, konsultasi, atau beli. CTA yang jelas memberi arahan tanpa membuat mereka menebak-nebak langkah selanjutnya.
Gunakan kata kerja langsung seperti “Gabung sekarang,” “Cek katalog,” atau “Amankan slotmu hari ini.”
7. Gunakan Struktur yang Mudah Dipahami
Struktur yang rapi membantu pembaca menyerap informasi tanpa lelah. Hindari paragraf panjang, serta manfaatkan subjudul, bullet list, dan jarak antar paragraf supaya mata nyaman.
Konten yang tertata juga meningkatkan durasi baca dan mempermudah pembaca menemukan poin penting.
8. Optimalkan Judul dan Kata Kunci
Judul yang menarik membuat orang ingin klik, sedangkan kata kunci membantu konten muncul di mesin pencari. Gunakan istilah yang memang dicari audiens.
Judul tidak harus panjang, tapi harus jelas dan mengandung value. Optimasi sederhana bisa meningkatkan visibilitas tanpa perlu iklan.
9. Kombinasikan Visual dan Teks
Konten visual seperti infografik, foto, ilustrasi, atau video dapat memperkuat pesan dan memecah kejenuhan membaca.
Visual juga membantu menjelaskan hal yang kompleks dalam waktu singkat. Kombinasi visual dan teks memperbesar kemungkinan orang berhenti, membaca, dan membagikan konten.
10. Analisis performa dan perbaiki
Konten yang efektif bisa terlihat dari data seperti jumlah klik, share, komentar, waktu baca, atau konversi. Dari sana, Kawan Creativ bisa tahu jenis konten apa yang paling diminati.
Baca Juga: 10 Tips Membuat Konten Viral yang Efektif
Bukan sekadar posting, tapi belajar dari hasilnya. Evaluasi dan pengulangan strategi yang terbukti sukses akan mempercepat perkembangan.
FAQ Seputar Konten
- Apakah content marketing dan copywriting itu sama? Tidak. Content marketing berfokus pada edukasi, awareness, dan membangun hubungan jangka panjang. Copywriting fokus pada persuasi dan mendorong tindakan seperti membeli, mendaftar, atau klik.
- Mana yang lebih penting untuk bisnis, content marketing atau copywriting? Keduanya sama-sama penting dan saling melengkapi. Content marketing menarik dan menghangatkan audiens, sedangkan copywriting mengubah perhatian menjadi aksi dan penjualan.
- Apakah bisa jualan hanya dengan content tanpa copywriting? Bisa menarik perhatian, tapi sulit menghasilkan konversi. Konten yang informatif saja tidak cukup tanpa ajakan yang jelas. Copywriting dibutuhkan untuk mengarahkan audiens melakukan tindakan yang diinginkan.
Kesimpulan
Content marketing membangun kedekatan dan menarik perhatian, sedangkan copywriting mendorong tindakan dan menghasilkan penjualan. Ketika keduanya digabung dengan strategi yang tepat, hasilnya bisa memperkuat brand, meningkatkan engagement, dan mengoptimalkan konversi tanpa harus bergantung pada iklan terus-menerus.
Baca Juga: Template Content Calendar untuk Perencanan Konten
Siap bikin konten yang bukan cuma dibaca, tapi juga menghasilkan? Creativism siap bantu dari perencanaan, produksi, hingga eksekusi content marketing dan copywriting yang menjual.
Optimalkan bisnis Anda dengan digital marketing. Dapatkan konsultasi gratis dan wujudkan pertumbuhan bisnis Anda! Hubungi kami sekarang melalui WhatsApp 6281 22222 7920.





Lengkap semuanya. Makasih kak untuk semua detail caranya bagaimana. Tapi akhir akhir ini sering pakai chatgpt untuk promosi produk copywriting, hehhehe
Bener-bener langkah dan step yang aplikatif banget, nih. Poin satu ke poin selanjutnya mengalir membantu kita menyusun konten marketing dan copywrting yang gak hanya menarik tapi juga ngejual. Mantep sekali.
Penjelasan soal perbedaan content marketing dan copywriting-nya mudah dipahami. Insight-nya juga bisa langsung diterapkan buat pelaku bisnis digital ataupun affiliator juga bisa
Pengguna sosial media di Indonesia katanya termasuk tertinggi di dunia. Jadi memang sangat disayangkan bila tidak dimanfaatkan dengan baik. Mulai belajar story telling supaya konten yang dihasilkan semakin baik dan tepat sasaran.
Terimakasih informasinya, kebetulan saat ini saya sedang membangun content writing dan terkadang copywriting jadi bisa paham fokus dalam penulisannya.
Terimakasih informasinya, kebetulan saat ini sedang membangun content writing dan terkadang copywriting jadi bisa paham fokus dalam penulisannya.
💯 Setuju pol, di tengah ramainya medsos Indonesia, cuma nongol aja emang nggak cukup.
Konversi itu nyawa, dan kunci utamanya ya di gabungan Content Marketing yang ngangetin hubungan + Copywriting yang ngajak aksi. Suka banget sama poin: “Fokus pada Manfaat, Bukan Fitur.” Itu yang bikin konten kita nggak cuma dilihat, tapi berasa relevan di hati audiens.
Lanjut terus sharing ilmu dagingnya
Penjelasannya sangat mudah dipahami, Kak. Terima kasih banyak telah memberikan pencerahan terkait trik ini.
copywriting yang bagus emang bakalan bisa bikin brand makin baguuus. dan nggak jarang juga bisa meningkatkan penjualan. btw kak, pernah coba bikin copy di chatGPT nggak? kadang bisa bagus juga lhoo. sampe aku khawatir peran copywriter bakalan diganti AI
Jadi copy writing nih bagian yang bener2 kek bikin user buat CO, sedangkan content marketing tu buat mengedukasi user soal produknya yaa.
Nah, setuju banget sama penggunaan bahasa atau kalimat yang gak membebani. Kadang user butuh produknya cepet tetapi kalau deskripsinya terlalu berbelit2 gak pakai bahasa yang mudah suka ragu sendiri.
Memang kemampuan story telling dibutuhkan supaya bisa memikat user tetapi juga sekaligus membuat user teredukasi dengan produk yang ditawarkan yaa.
Ah, i see. Paham bedanya. Aku suka teknik storytelling tapi itu memang lebih edukasi ya. Makasih ilmunya, Kak 🙂