Apa itu Website Dinamis – Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas tentang apa itu website statis.
Dari penjelasan yang ada, kita dapat memahami bahwa website statis adalah halaman website yang dibuat secara sederhana, dan melibatkan proses sistem server-side rendering.
Website statis ini banyak digunakan untuk keperluan landing page, website portfolio, formulir online dan lain-lain. Meskipun isi konten yang dimilikinya monoton alias tidak pernah atau jarang mengalami perubahan, website statis justru dianggap sebagai halaman terbaik untuk menyakinkan calon pelanggan.
Apalagi jika penggunaannya tepat, yakni digunakan untuk memberikan informasi produk yang memang jarang mengalami perubahan. Lalu bagaimana dengan Anda yang produknya tersebut masih sering mengalami perubahan informasi?. Atau Anda yang memang memilih web marketing sebagai marketing channel utama?.
Tentu saja mengandalkan website statis bukanlah pilihan yang tepat. Anda butuh lawan daripada website statis yakni website dinamis. Apa itu website dinamis?, MinTiv akan membahasnya lengkap di dalam artikel ini, jadi simak baik-baik ya!.
Apa itu Website Dinamis?
Sesuai dengan namanya, website dinamis adalah website yang menampilkan konten yang dinamis atau sering mengalami perubahan.
Perubahan pada website dinamis sebenarnya bukan hanya terjadi pada kontennya saja. Tapi juga pada desain halaman yang dimiliki secara keseluruhan. Website dinamis bahkan memungkinkan pengunjungnya untuk dapat melakukan interaksi lebih di dalam website.
Baca Juga: Apa itu User Generated Content?
Mereka bahkan punya kesempatan untuk ikut terlibat dalam proses produksi content marketing website Anda. Baik itu menjadi kontributor konten maupun dengan menjadi affiliater website bisnis Anda. Website dengan kemampuan seperti ini sendiri juga dapat disebut sebagai website UGC.
Kelebihan Website Dinamis
- Produksi Konten. Melalui website dinamis, kita dapat dengan mudah melakukan proses produksi konten. Apalagi dengan website dinamis kita bisa mengundang audiens untuk ikut serta memberikan kontennya pada website.
- Performa. Meskipun waktu load data yang diperlukan lebih lama, tetapi website dinamis dapat diandalkan untuk hasilkan lebih banyak engage dari pengunjung. Desain yang dimilikinya juga tidak monoton dan bahkan dapat berubah-ubah sesuai dengan interaksi yang diberikan oleh pengunjung.
- Database. Website dinamis membutuhkan database yang besar. Meskipun proses pengelolaannya tidak mudah, tetapi itu bisa senjata atau modal yang baik untuk Anda melakukan data enrichment. Anda bisa menemukan strategi mana yang paling worth it untuk proses A/B Testing yang telah dilakukan sebelumnya.
- Ruang Lingkup Penggunaan. Ruang lingkup penggunaan website dinamis lebih luas ketimbang website statis. Website dinamis dapat Anda gunakan untuk keperluan integrasi dengan aplikasi mobile, pay per click tools, dan juga media sosial. Perawatan website dinamis juga lebih baik, apalagi sekarang sedang tren penggunaan Content Management System.
- Keamanan. Relatif sama dengan website statis. Hanya saja memang teknologi keamanan yang dibutuhkan lebih banyak dibandingkan dengan website statis. Kita perlu sadari bahwa tidak ada sistem yang aman.
Lalu bagaimana dengan contoh website dinamis?. Ada banyak, dan bahkan hampir semua website yang Anda temui di internet adalah website dinamis. Sebut saja, Kompas, Detik, Liputan6, IDNTimes, Tempo dan lain-lain. Website Creativism.id ini termasuk ke dalam jenis website dinamis.
Cara Membuat Website Dinamis
Untuk dapat membuat website dinamis, sebenarnya kita bisa melakukannya dengan 3 cara utama. 3 cara itu adalah dengan menggunakan;
1. Sistem Content Management System (CMS)
CMS adalah sistem yang memudahkan penggunanya untuk mengelola konten website tanpa perlu mengerti tentang pemrograman sama sekali. Melalui CMS kita bisa dengan mudah melakukan input data konten baru tanpa perlu merubah susunan struktur kode website.
Adapun beberapa contoh dari CMS ini adalah;
- WordPress (paling populer).
- Joomla.
- Drupal.
- Blogger.
- Magento.
- Shopify.
2. Website Builder
Kedua adalah dengan menggunakan website builder. Agak mirip dengan CMS, hanya saja di sini pengguna bisa lebih banyak beraksi untuk merubah struktur desain website. Mereka dapat melakukannya melalui fitur drag and drop. Contoh website yang bertindak sebagai website builder ini adalah Wix, Weebly, Nicepage, Site Builder dan sejenisnya.
3. Koding (Melalui HTML, CSS, JavaScript, PHP, Python, dll).
Yang terakhir adalah dengan menggunakan koding. Ya, bisa dibilang bahwa cara terakhir ini sudah banyak ditinggalkan, karena selain prosesnya yang lama, diperlukan juga perawatan ekstra. Diperlukan dokumentasi data koding yang terstruktur. Mengapa? Karena ketika terjadi perubahan data baru, tidak mengganggu struktur halaman website yang lama.
Kelebihan dari website yang dibangun dengan proses ini adalah keamanannya yang tinggi dan tidak mudah dibobol. Hanya orang dalam yang benar-benar mengetahui celah besarnya.
Inilah penjelasan lengkap tentang apa itu website dinamis.
Baca Juga: Perbedaan Website Statis dan Dinamis
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor WhatsApp 6281 22222 7920.