Apa itu Content Pruning – Salah satu strategi SEO yang umumnya dilakukan oleh banyak pebisnis adalah dengan membuat konten artikel yang berkualitas. Konten artikel berkualitas yang telah dikreasikan ini, biasanya dijalankan sebagai bagian dari metode On Page SEO.
Sebuah strategi optimasi website yang seluruh langkah-langkahnya dilakukan di dalam website utama. Bahkan, tidak jarang juga konten berkualitas yang telah dikreasikan tersebut, ditujukan untuk metode Off Page SEO.
Ya, dipublish di website alternatif ataupun di website mitra bisnis. Off Page SEO sendiri adalah teknik optimasi website yang seluruh langkah-langkahnya dilakukan di website atau platform yang berbeda.
Untuk dapat membuat konten yang berkualitas, bukanlah perkara yang mudah. Anda setidaknya harus memahami penulisan konten yang baik dan menarik. Setelah itu, barulah Anda mempelajari tentang penulisan konten yang SEO friendly. MinTiv punya beberapa tips jitu untuk Anda dapat menghasilkan konten artikel yang berkualitas. Dimulai dari;
- Mengenali terlebih dahulu siapa yang menjadi target audience Anda.
- Memiliki kalimat yang persuasif, kombinasi aktif dan pasifnya yang seimbang.
- Pelajari lebih dalam tentang search intent.
- Mencari judul atau headline yang paling menarik.
- Tuliskan konten yang mampu menjadi solusi untuk sebuah masalah.
- Menambahkan elemen multimedia, seperti gambar atau video di dalamnya.
- Susun konten berdasarkan outline konten yang jelas.
- Dan lain-lain.
Lalu, apa jadinya jika Anda tetap gagal menghasilkan konten yang berkualitas?.
Di dalam ilmu SEO, berkualitas atau tidaknya sebuah konten, berpatokan pada rankingnya di SERP (Search Engine Result Page). Semakin tinggi ranking konten yang didapatkan, maka semakin berkualitas pula konten tersebut, begitupun sebaliknya.
Jika konten Anda gagal ranking atau bahkan tidak terindeks sama sekali, maka konten tersebut masuk ke dalam kategori tidak berkualitas. Lalu, apa yang harus Anda lakukan untuk ini?, apakah membiarkannya saja?.
Anda perlu menjalankan strategi content pruning. Apa itu content pruning?. MinTiv akan menjelaskannya lengkap kepada Anda di dalam artikel ini. Simak baik-baik ya!.
Apa itu Content Pruning?
Content pruning adalah sebuah istilah untuk menggambarkan aktivitas pembaruan atau penghapusan sebuah konten yang tidak berkualitas. Adapun konten yang wajib masuk ke dalam proses ini sendiri adalah konten yang;
- Memiliki informasi yang sudah tidak lagi relevan.
- Memiliki performa traffic ataupun metrik lain yang jelek, bahkan tidak pernah menghasilkan atau berikan dampak positif.
- Terindikasi sebagai thin content ataupun duplikat.
Mengapa Content Pruning ini Diperlukan?
Ada banyak alasan mengapa content pruning ini perlu dijalankan. 4 di antara banyak alasan yang ada tersebut adalah;
- Mampu meningkatkan kualitas konten website secara keseluruhan. Ya, ini terjadi dikarenakan pengunjung yang datang benar-benar hanya menikmati konten yang berkualitas. Tidak ditemukannya konten yang kureng, akan menjadikan website lebih mudah untuk masuk daftar referensi website keren dari pengunjung ke teman-temannya.
- Distribusi otoritas website jadi lebih baik. Google dapat dengan mudah membagikan nilai otoritas untuk sebuah website pada halaman-halaman yang memang berkualitas dan berpotensi.
- Jatah crawling dari search engine efektif digunakan. Konten-konten yang memang tidak berkualitas, tidak perlu lagi masuk proses crawling, dan menghabiskan jatah crawling website yang ada.
- Meningkatkan kenyamanan pengunjung. Ini erat kaitannya dengan user experience, salah satu faktor ranking yang telah dikonfirmasi oleh Google.
Cara Melakukan Content Pruning
Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk content pruning ini. Di sini, MinTiv akan membagikan 3 cara mudah menjalankan content pruning. 3 cara mudah tersebut adalah;
1. Membuat Daftar Konten Lalu Membacanya Satu Per Satu
Dapat dikatakan bahwa ini adalah cara manual. Setelah mendapatkan daftar kontennya, yang perlu Anda lakukan selanjutnya adalah crosscheck konten. Apabila Anda menggunakan WordPress, maka MinTiv sarankan untuk mempertimbangkan hasil analisis konten dari Plugin Yoast SEO.
Pastikan bagian analisis SEO ataupun Readability Yoast SEO untuk sebuah konten, mendapatkan lampu hijau. Meskipun begitu, ingat untuk jangan terlalu terpaku mengikuti saran dari Yoast SEO, apalagi jika konten tersebut secara tata bahasa menjadi kaku.
2. Melakukan Audit Konten dengan Tools SEO
Selanjutnya adalah dengan melakukan audit konten memanfaatkan tools SEO. Dari sekian banyak tools yang ada, MinTiv sarankan kepada Anda untuk menggunakan SEMrush. Tool SEO yang satu ini memiliki fitur audit SEO yang lengkap. Bahkan di sini kita bisa mengecek keyword cannibalization yang ada di dalam website. Pastikan juga bahwa tidak konten yang masuk ke dalam kategori orphan.
Anda bisa menggunakan berbagai jenis metrik untuk bahan pertimbangan. Dimulai dari;
- Traffic yang didapatkan konten tertentu.
- Dwell time.
- Bounce rate.
- Engagement.
- Dan lain-lain.
3. Lakukan Perbaikan atau Hapus Konten
Yang terakhir adalah mulai memutuskan apakah konten yang tidak berkualitas tersebut, layak untuk diberikan perbaikan atau tidak. Tentu saja, bahan pertimbangan yang digunakan menyesuaikan tujuan daripada Anda.
Apabila Anda memiliki tujuan agar semua konten setidaknya menyumbang traffic sebesar 100 pencarian, dan konten tersebut hanya menyumbang 10 pencarian saja. Maka, menghapus dan menggantinya dengan yang baru bisa jadi pilihan yang bijak.
Sekali lagi, ini tergantung kepada bahan pertimbangan yang Anda gunakan sendiri.
Inilah penjelasan lengkap tentang apa itu content pruning. Apabila Anda berminat untuk mendapatkan Jasa Kelola Konten Website Berkualitas, hubungi saja Creativism.id.
Baca Juga: Manakah yang Lebih Unggul, Pagination atau Infinite Scroll
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor 6281 22222 7920.