Konten Pendek vs Konten Panjang. Konten adalah bagian penting yang tidak boleh terpisahkan dari proses kampanye SEO. Dapat dikatakan bahwa konten adalah tulang punggung daripada SEO, terutama untuk metode On Page SEO, Off Page SEO, dan juga terkadang Local SEO. Pada umumnya, konten yang diproduksi untuk SEO, adalah konten artikel blog atau konten berbentuk halaman promosi/produk.
Dari 2 jenis konten untuk kampanye SEO ini, konten artikel menjadi yang paling populer dan paling banyak diproduksi. Meskipun begitu, membuat konten artikel untuk kampanye SEO bukanlah perkara yang mudah. Ada banyak hal yang harus Anda perhatikan terlebih dahulu. Satu di antaranya adalah panjang konten.
Dari sini, timbul sebuah pertanyaan basic. Manakah yang lebih baik, konten pendek atau konten panjang?.
Tidak sedikit yang beranggapan bahwa konten panjang lebih baik karena mampu memberikan dwell time yang maksimal. Pemahaman atau proses transfer brand knowledge kepada target audience pun menjadi lebih dalam dan juga menyeluruh.
Tapi, tidak sedikit pula yang beranggapan bahwa konten pendek lebih baik. Banyak yang mengatakan bahwa konten pendek mampu memberikan informasi secara cepat kepada pengunjung, memiliki potensi yang lebih besar untuk meningkatkan engagements terutama dari metrik share.
Baca Juga: 8 Tips dan Trik Strategi New SEO, Ayo Terus Berkembang!
Lantas, manakah yang benar?. Apakah konten panjang lebih baik ketimbang konten pendek?. Atau justru konten pendeklah yang lebih baik daripada konten panjang?. MinTiv akan membahasnya lengkap di dalam artikel ini. Jadi, silahkan simak baik-baik ya!.
Daftar Isi
ToggleKonten Pendek vs Konten Panjang, Mana yang Lebih Baik?
MinTiv memang sudah pernah membahas jawaban tentang pertanyaan ini sebelumnya, di dalam blog Creativism. Tapi, kali ini MinTiv akan membahasnya dengan menambahkan beberapa penjelasan yang baru.
Sama seperti pembahasan “Mana yang Lebih Baik” dari konten-konten blog Creativism sebelumnya, di sini, MinTiv akan menggunakan 4 poin pembanding. 4 poin pembanding ini adalah;
- Tingkat pemahaman brand yang didapatkan oleh audiens.
- Dwell time yang didapatkan.
- Potensi metrik traffic dan engagements yang didapatkan.
- Persaingan konten.
1. Tingkat Pemahaman Brand yang Didapatkan oleh Audiens
Dari poin pertama, secara umum, konten panjang lebih mampu atau lebih dapat diandalkan oleh pebisnis untuk meningkatkan brand knowledge dari target audience. Tentu saja dengan catatan, konten panjang tersebut dikreasikan menggunakan kosa kata dan kalimat yang relevan serta mudah dipahami.
Apakah konten pendek?, tidak bisa seperti ini?. Tentu saja bisa, hanya saja memang pemahaman yang didapatkan oleh target audience tidak akan sebaik mereka yang mendapatkan atau membaca konten panjang.
2. Dwell Time yang Didapatkan
Seperti yang sudah MinTiv singgung di awal artikel, konten panjang lebih dapat diandalkan untuk memberikan dwell time maksimal pada konten website. Dwell time sendiri adalah lamanya waktu pengunjung di dalam website Anda, setelah mereka melakukan klik keyword konten Anda dari SERP (Search Engine Results Page).
Baca Juga: Cara Meningkatkan Dwell Time Website
Tentu saja, konten panjang yang dapat membantu performa dwell time web lebih baik, adalah konten panjang yang berkualitas. Menarik dan tidak membuat pengunjungnya ngantuk. Yang pastinya, penggunaan elemen multimedia lain, seperti gambar/ilustrasi atau juga video, menjadi krusial di konten panjang.
3. Potensi Metrik Traffic dan Engagements yang Didapatkan
Dari metrik lain, yakni traffic dan juga engagements, konten panjang, dipercaya kuat memiliki nilai lebih untuk membantu website dapatkan performa traffic yang lebih baik. Hal ini wajar, mengingat konten panjang selalu identik dengan evergreen content. Konten yang isinya tidak pernah lekang oleh waktu.
Bagaimana dengan konten pendek?. Konten pendek juga bisa demikian, hanya saja memang, kebanyakan konten pendek ditujukan untuk mendapatkan kenaikan traffic bersifat musiman atau sementara. Jenis keyword yang digunakan pun, pada umumnya bersifat seasonal keywords.
Bagaimana dengan engagements?. Di sini, konten pendek unggul. Sesuai dengan kebiasaan kebanyakan pengguna internet di Indonesia, yang lebih gemar membaca artikel pendek. Kebanyakan bahkan seringkali langsung melakukan sharing konten, tanpa benar-benar mencoba, memahami terlebih dahulu makna dan maksud konten yang telah dibaca.
4. Persaingan Konten
Poin pembanding terakhir, dari mana yang lebih baik, antara konten pendek vs konten panjang, adalah persaingan konten. Untuk poin ini, lagi-lagi konten panjang lebih unggul. Konten panjang menawarkan Anda kesempatan untuk dapat ranking di SERP dengan tingkat persaingan konten yang lebih rendah. Sesuatu yang sulit atau jarang ditemukan pada konten pendek.
Konten Pendek vs Konten Panjang, Jadi Benar, Konten Panjang Lebih Baik?
Tidak juga. Jawaban manakah yang lebih baik antara konten pendek vs konten panjang, pada akhirnya tergantung dari kebutuhan dan juga jenis konten yang ingin Anda produksi sendiri.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Konten Pendek & Panjang
Konten panjang cocok ditujukan untuk;
- Keperluan jurnal.
- E-Book.
- Konten pembahasan fundamental.
- Panduan lengkap dan lainnya yang sejenis.
Sedangkan konten pendek, cocok ditujukan untuk;
- Berita.
- Konten trivia.
- Tutorial singkat dan lainnya yang sejenis.
FAQ Seputar Konten
- Mana yang lebih baik untuk SEO, konten pendek atau panjang? Keduanya bagus, tergantung tujuan. Konten panjang unggul untuk branding dan SEO jangka panjang, konten pendek cocok untuk engagement cepat.
- Mana yang lebih mudah bersaing di Google? Konten panjang, karena punya peluang lebih besar untuk ranking di keyword dengan persaingan rendah.
- Apakah konten pendek selalu buruk untuk SEO? Tidak juga. Konten pendek tetap efektif jika disusun rapi, to the point, dan sesuai dengan search intent.
- Konten panjang itu harus berapa kata? Umumnya 1.000 kata ke atas, tapi yang terpenting adalah kualitas, bukan hanya panjang.
- Bolehkah mencampur konten pendek dan panjang di satu website?. Sangat boleh! Kombinasi ini justru membantu menjangkau berbagai tipe pengunjung.
Dapatkan Free Audit
Sebelum kita sampai kepada kesimpulan dari pembahasan “Konten Pendek vs Konten Panjang” ini, MinTiv ingin menginfokan kepada Anda, bahwa Creativism sedang ada jasa Free Audit Website.
Bagaimana cara mendapatkannya?.
Anda cukup klik tombol Free Audit yang di bagian kanan atau bawah website, kemudian isi detail formulirnya. Hasil audit akan kami kirim via whatsapp/email.
Kesimpulan
Konten panjang unggul dalam membangun pemahaman brand, meningkatkan dwell time, dan bersaing di keyword yang lebih spesifik. Sementara itu, konten pendek lebih cocok untuk kebutuhan cepat, ringan, dan engagement tinggi. Pilihan terbaik tetap bergantung pada tujuan, audiens, dan konteks kampanye SEO yang dijalankan.
Artikel ini, dikreasikan oleh Tim Agency SEO Creativism. Agency SEO yang siap berikan pelayanan SEO terbaik dan lengkap sesuai dengan kebutuhan website klien. Hubungi kami langsung melalui WhatsApp 6281 22222 7920, untuk dapat layanan Jasa SEO Website Terbaik, segera!!.
Bisa dibilang tergantung kebutuhan ya. Beberapa brand juga kadang membutuhkan konten pendek misal pas ada peluncuran produk tertentu biar engagement-nya lebih rich. Tapi dari sini, aku dapet insight baru, kalau ternyata konten panjang tuh kebanyakan evergreen.. 😀
Terima kasih banyak telah berkunjung ke dalam Blog Creativism ini.
Iya, kebanyakan konten panjang ditujukan untuk menjadi evergreen content.
Sebenarnya aku kalau ngeblog rata-rata artikel panjang sih. Tetapi tergantung kalau permintaan klien maunya pendek saja ya ga apa-apa. Sebagian besar konten organik aku sih cukup panjang, karena ketika bercerita dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi, rasanya sulit mengerem 😀
Terima kasih banyak telah berkunjung ke dalam Blog Creativism ini.
Konten panjang dengan fokus pada kekuatan story, memang ampuh digunakan untuk konten blog atau jurnal pribadi.
Berarti kembali ke tujuan dan target menulisnya, ya. Tapi, saya probadi lebih sering bikin konten panjang untuk blog. Memang lebih suka cerita aja di blog.
Terima kasih banyak telah berkunjung ke dalam Blog Creativism ini.
Benar sekali. Blog pribadi memang lebih cocok diterapkan konten panjang, karena kekuatanya fokus pada storytelling.
Konten pendek menarik perhatian cepat, bagus untuk engagement instan. Konten panjang membangun pemahaman mendalam dan otoritas SEO. Keduanya penting, tergantung tujuan kampanye dan audiens. Kombinasi keduanya bisa jadi strategi terbaik!
Terima kasih banyak telah berkunjung ke dalam Blog Creativism ini.
Benar. Ada kalanya kita perlu membuat konten pendek, dan ada kalanya kita perlu membuat konten panjang.
konten pendek dan panjang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan isinya juga ya. kalo aku pribadi lebih sering bikin konten panjang hehe karena kalo udah nulis itu maunya lengkap
Terima kasih banyak telah berkunjung ke dalam Blog Creativism ini.
Konten panjang punya kekuatan lebih untuk dapat membuat audience lebih paham maksud dari pesan yang ingin kita sampaikan. Tapi, jangan sampai malah membuatnya bosan.
Oh, oke. Berarti semua ada kegunaan dan keunggulan masing-masing. Tak semata-mata panjang atau pendeknya konten.
Terima kasih banyak telah berkunjung ke dalam Blog Creativism ini.
Benar sekali. Ada kegunaan dan keunggulannya masing-masing.
Iyaa emang biasanya prefer bikin konten panjang tapi yang ngga kepanjangan juga. Soalnya bikin bosen kalo kepanjangan. Pokoknya bisa pasang target nembak ranking KW. Yang penting kualitasnya juga, ngga cuma panjang tapi kosong.
Terima kasih banyak telah berkunjung ke dalam Blog Creativism ini.
Jadi, bisa dibilang konten yang cukup panjang ya kak. Ehehe.
Sebenernya bikin konten panjang atau pendek dikembalikan dengan kesukaan kita apabila melihat konten orang lain suka yg panjang atau pendek. Karena apa yg kita sukai dari orang lain biasanya akan kita lakukan hal serupa juga secara tidak langsung pada konten yg kita buat. Jadi kalau kita suka melihat konten pendek dari orang lain maka ketika kita buat konten sendiri ya harus pendek juga supaya konten kita lebih bernyawa
Terima kasih banyak telah berkunjung ke dalam Blog Creativism ini.
Benar. Bias perhatian sangat memengaruhi seseorang kita ingin menuliskan sebuah konten.