Mitos Instagram Marketing – Instagram marketing adalah salah satu jenis marketing channel yang banyak digunakan oleh para pebisnis.
Hal ini wajar mengingat Instagram adalah salah satu media sosial terpopuler di dunia. Indonesia sendiri, tercatat sebagai negara keempat terbesar di dunia dengan jumlah pengguna Instagram terbanyak mencapai angka 109,3 juta jiwa. Tidak heran juga jika banyak pebisnis yang berlomba-lomba untuk menjalankan strategi Instagram marketing terbaik.
Sayang, dari sekian banyak pebisnis tersebut, masih ada beberapa di antaranya yang terjebak akan 5 mitos Instagram marketing. Ya, sebagian pebisnis masih percaya dan menjalankan 5 mitos ini adalah strategi mereka.
Baca Juga: 5 Strategi Instagram yang Harus Anda Hindari
Padahal para expert di dunia Instagram telah menjelaskan secara gamblang bahwa 5 strategi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti. Lalu apa saja 5 mitos tersebut?. Berikut ini penjelasan lengkapnya untuk Anda;
5 Mitos Instagram Marketing yang Masih Dipercaya!
1. Followers Banyak Akun Kredibel
Yang pertama adalah percaya bahwa semakin banyak followers pada akun yang dimiliki, maka semakin besar nilai kredibilitas serta kepercayaan yang didapatkan dari audiens.
Anggapan ini jelas salah besar, karena nyatanya followers Instagram bisa dibeli. Satu hal lagi, netizen sudah semakin pintar, dan tentunya mereka akan merasa janggal ketika jumlah followers yang besar, tidak sebanding dengan metrik engagements seperti like, comments, share yang didapatkan.
Perlu diingat juga bahwa akun-akun dengan jumlah followers yang tinggi tidak menjamin akun tersebut dapat dipercaya. Terkadang mereka bisa menjadi antagonis (akun penipuan), dan terkadang menjadi korban penipuan (contoh kasus influencer yang mempromosikan bisnis bodong).
2. Jam Posting Ramai
Kedua adalah percaya bahwa Instagram memiliki prime time nya tersendiri untuk konten dapat perform.
Biasanya, kepercayaan ini dikaitkan pada jam-jam dan hari-hari tertentu. Semisal percaya bahwa jam 12-1 siang adalah waktu upload terbaik. Percaya bahwa weekend, yakni hari Sabtu dan Minggu adalah hari di mana Anda harus posting konten lebih banyak.
Kenyataannya, Instagram tidak bekerja dengan sistem prime time seperti ini. Mereka bekerja dengan algoritma khusus yang menyesuaikan kualitas konten Anda.
Ketika konten Anda benar-benar berkualitas, maka konten Anda akan mendapatkan lebih banyak porsi dari Instagram untuk tampil dan dapatkan lebih banyak engagements.
Tidak peduli apakah itu terjadi di “prime time” atau tidak. Lagi pula setiap akun Instagram memiliki keunikan performanya masing-masing. Ada yang memang kontennya dapat perform di prime time, dan ada juga yang tidak.
3. Banyak Hashtag Makin Bagus
Ketiga adalah percaya bahwa semakin banyak hashtag semakin bagus. Ini jelas salah, apalagi hashtag yang digunakan tidak berkualitas, tidak relevan dan juga tidak tertarget.
Baca Juga: Daftar Fitur Terbaru Instagram 2023!
Instagram sendiri tengah merancang fitur baru untuk menggantikan hashtag ini, dan fitur tersebut adalah Add Topics. Fitur ini sendiri baru dapat diakses untuk konten Reels, jadi untuk konten feed gambar/foto, Anda masih bisa gunakan hashtag. Tapi ingat, utamakan kualitas, relevansi, dan juga pastikan tertarget.
4. Akun Dikunci Menambah Jumlah Followers
Selanjutnya adalah percaya bahwa akun yang dikunci akan mendatangkan lebih banyak followers.
Mitos ini muncul dikarenakan anggapan bahwa akun yang dikunci atau private akan mengundang rasa penasaran dari audiens.
Mereka akan rela follow akun Anda untuk melihat konten apa saja yang Anda share. Hal ini tidak berlalu untuk Anda yang memang menggunakan Instagram untuk jualan produk/jasa. Apabila akun Anda dikunci, maka audiens akan merasa curiga dengan akun Anda. Mereka mungkin saja berkata;
“Akun ini Jualan Barang, Tapi untuk Lihat Barang-Barang yang Dijualnya Saja, Kita Harus Follow Dia”
Audiens merasa bahwa untuk sekedar melihat produk Anda saja, diperlukan effort yakni follow. Ingat, bahwa semakin rendah customer effort yang ada, maka semakin bagus bisnis Anda.
5. Strategi Endorsement Hanya Ampuh untuk Influencer dengan Jumlah Followers Tinggi!
Yang terakhir adalah percaya bahwa strategi endorsement hanya akan ampuh untuk influencer dengan jumlah followers yang tinggi.
Ini jelas salah besar, karena faktanya banyak brand-brand besar yang lebih suka menggunakan makro dan bahkan nano influencer untuk kampanye brand mereka. Selain karena harga promosinya yang lebih bersahabat, makro dan nano influencer ini dipilih karena cenderung lebih punya kekuatan untuk audiens yang tertarget.
Inilah penjelasan lengkap tentang 5 mitos Instagram Marketing. Apabila Anda berminat untuk mendapatkan Jasa Kelola Instagram Terbaik, hubungi Creativism.id.
Baca Juga: 7 Cara Ampuh Tingkatkan Followers IG
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor WhatsApp 62812- 2222- 7920.
Terima ilmu digital marketing pada Instagram. Engagement rate yang tinggi umumnya karena akun sudah memiliki segmentasi yang tepat. Salah satunya adalah komunitas yang sevisi. Lalu berlebihan menggunakan tagar berisiko akun disuspend pas mau komen ga bisa
Terima kasih telah berkunjung ke Blog MinTiv
Yaps, benar menggunakan tagar secara berlebihan akan dianggap sebagai spam oleh algoritma Instagram.
Bener nih folls belum tentu banyak endorsnya. Tentunya ada pertimbangan tertentu dari brand kalau mereka suka dgn konten tsb. Terus tanda centang biru juga gak menjamin sekarang, karena bisa dibayar sama oleh semua kalangan
Folls banyak maksudnya
Terima kasih telah berkunjung ke Blog MinTiv.
Malahan sekarang brand besar lebih milih untuk jalankan strategi influencer marketing, pada banyak influencer yang followersnya kecil namun punya audiens relevan.
Di antara semuanya, paling aneh yang mengunci akun …. waktu awal tahu ini saya malah merasa konyol. Katanya karena anggapan bahwa akun yang dikunci atau private akan mengundang rasa penasaran dari audiens. Ish boro2 penasaran, kalau saya … seketika saya tinggalin, cari yang lain yang jual produk yang sama yang lebih less effort utk cari tahunya … betul kata MinTiv 🙂
Terima kasih telah berkunjung ke Blog MinTiv
Nah iya benar, malah audiens akan merasa bahwa akun tersebut kurang terpercaya, dan berpotensi untuk terjadi tindak penipuan (rerata kasus, tidak semua begini)
Dulu aku percaya sama yang posting jam sekian, sekian … Eh ternyata enggak ngaruh juga. Hahaha … Ternyata tergantung konten juga sih. Misal posting jam segitu kontennya g manfaat ya, bisa jadi enggak dilirik. ☺️
Terima kasih telah berkunjung ke Blog MinTiv
Benar banget, tergantung pada akun dan jenis konten itu sendiri.
Oala, baru paham ternyata hal-hal tersebut mitos ya, tapi masih banyak agen yang mencari akun dengan follower puluhan ribu, kalau sudah seperti ini saya mundur teratur deh
Terima kasih telah berkunjung ke Blog MinTiv
Untuk yang pertama memang agak sulit bagi influencer yang followersnya masih kecil untuk bersaing. Tapi ada banyak juga yang justru bersaing bersaing, terlebih jika influencer ini memasarkan produk pada niche yang memang masih baru atau kurang persaingannya