SEO is Dead – SEO is dead adalah salah satu frasa yang sering digunakan sebagai headline konten digital dari mereka-mereka yang bekerja di bidang SEO. Baik itu di Instagram, YouTube, TikTok, Facebook, dan lain sebagainya. Bahkan, headline seperti ini sudah mulai digunakan sejak tahun 2012 ke bawah. Jadi, dapat MinTiv katakan bahwa headline konten seperti ini, overused.
Tapi, headline seperti ini, beberapa waktu belakangan kembali muncul dan menjadi trend. Terlebih setelah AI (Artificial Intelligence) sudah mulai mampu membantu manusia untuk mendapatkan informasi dengan cepat dan mudah. Ya, hanya dengan mengetikan keyword tertentu di mesin AI, pengguna sudah bisa mendapatkan informasi lengkap yang sudah dirangkum dari berbagai sumber online.
Kita dapat menyebut Chat GPT, Bing AI, Perplexity AI, Cactus AI dan lain lain sebagai contohnya. Bahkan Google, sebagai search engine terpopuler di dunia dan menjadi platform utama dari kegiatan SEO, telah lama menerapkan AI di dalam sistemnya. Mereka telah mengembangkan web application layaknya Chat GPT, bernama Google Gemini (sebelumnya bernama Bard).
Google juga telah menerapkan featured snippets baru bernama AI Overview. Fitur SERP (Search Engine Results Page) seperti ini akan tampil untuk keyword-keyword tertentu. Contohnya seperti di bawah ini;
Seperti yang kita tahu, fitur seperti ini dapat memberikan website persentase zero click yang besar. Sebuah kondisi di mana calon pengunjung website sudah mendapatkan informasi yang ia cari hanya dengan melihat keterangan yang muncul di SERP.
Ini mungkin bukan jadi masalah besar untuk SEO marketers. Tapi, apa jadinya jika kebiasaan mencari informasi dari pengguna internet mulai berubah dan mengandalkan AI?. Akankah SEO is Dead menjadi kenyataan setelah bertahun-tahun lamanya?.
MinTiv akan memberikan jawabannya lengkap kepada Anda di dalam artikel ini. Jadi simak baik-baik ya!.
Daftar Isi
ToggleMengapa Istilah SEO is Dead ini Muncul?
Istilah SEO is dead ini muncul, tidak lain dan tidak bukan disebabkan karena adanya teknologi canggih lain yang memudahkan pengguna internet mendapatkan informasi begitu cepat dan mudah.
Teknologi canggih yang dimaksud adalah AI. Selain itu, istilah SEO is Dead ini juga muncul dikarenakan kebiasaan pengguna internet dalam mencari informasi, yang mulai bergeser dari search engine menuju platform lainnya.
Bahkan, generasi pengguna internet terbaru, yakni Gen Z, lebih suka mencari informasi di media sosial ketimbang Google. Pernyataan ini disandarkan pada riset yang dilakukan oleh Forbes Advisor dan juga Talker Research. Perubahan kebiasaan mencari informasi ini, menjadikan istilah Googling tidak lagi populer di kalangan Gen Z.
Baca Juga: Apakah Chat GPT Bisa Digunakan untuk Konten Google
Adapun responden dari riset yang dilakukan ini adalah 2.000 warga Amerika.
Bagaimana dengan di Indonesia?. Setali tiga uang, netizen Indonesia, terkhususnya Gen Z juga memiliki kebiasaan mencari informasi yang sama. Didapatkan dari IDN Research Institute Advisia, dalam laporan Indonesia Gen Z Report 2024, 73% Gen Z menggunakan media sosial sebagai sumber informasi mereka.
Wajar jika istilah SEO is Dead ini muncul ke permukaan bukan?.
SEO is Dead, Itu Hampir Tidak Mungkin..
Mengapa MinTiv memberikan jawaban hampir, bukan 100% tidak mungkin. Ya, siapa yang tahu dengan masa depan bukan?. Tapi, Google yang notabene menjadi platform utama dari kegiatan SEO ini, butuh waktu lama untuknya bisa tenggelam. Google masih masuk ke dalam kategori perusahaan teknologi too big to fail.
Ada banyak alasan mengapa MinTiv menyebut demikian. 3 di antaranya adalah;
- Algoritma yang search engine Google ini miliki, selalu diberikan update terbaru. Menjadikan pengguna internet selalu mendapatkan hasil pencarian yang relevan dan memuaskan.
- Google menawarkan kecepatan pencarian informasi yang singkat. Kurang dari setengah detik, pengguna sudah bisa mendapatkan berbagai informasi dari berbagai sumber website di SERP.
- Aksesibilitas dan skalabilitas konten yang dimiliki oleh Google begitu tinggi. Mereka memiliki banyak layanan yang memudahkan pengguna terus berselancar di internet. Kita dapat menyebut Google Drive, Google Workspace, Google Site, Google Docs dan lain-lain sebagai contoh nyatanya.
Selain itu, perlu dipahami bahwa SEO bukan hanya ditujukan untuk search engine Google saja. Masih ada Bing, Baidu, Yandex, DuckDuckGo dan lain-lain. SEO juga bukan tentang membuat konten website berkualitas terus menerus. SEO itu luas, dan mencakup 4 metode utama, yakni On Page SEO, Off Page SEO, Local SEO dan Technical SEO. Pebisnis yang memiliki website, minimal harus dapat menjalankan technical SEO.
Konsep SEO sendiri juga banyak diadopsi untuk platform informasi lainnya, seperti YouTube, Marketplace, dan juga media sosial.
SEO Selalu Berevolusi
SEO tidak mati, melainkan terus berevolusi. Pernyataan ini diamini keras oleh Google, yang secara resmi memperkenalkan konsep Search Generative Experience. Adapun orang-orang yang mengatakan bahwa SEO is Dead, adalah mereka yang terkena hukum alam dari kurva Templeton.
Baca Juga: Apa itu Search Generative Experience?
Dijelaskan oleh Nathan Gotch di salah satu artikelnya di LinkedIn, industri SEO ini mirip dengan pasar saham.
Ketika segala hal berjalan dengan baik, maka semua orang akan menjadi jenius (keminter). Mereka menyukai SEO sepenuh hati. Tapi jika yang terjadi malah sebaliknya, orang-orang akan berteriak SEO is Dead.
Lagi pula, Nathan Gotch menjelaskan bahwa SEO akan terus ada, dan tidak mungkin mesin AI dapat mencari informasi kecuali dari search engine itu sendiri. Mesin AI perlu waktu untuk bisa mendulang informasi terbaru, alias sangat bergantung kepada pembaruan database.
Penelitian terbaru dari Stanford dan UC Berkeley bahkan mengatakan bahwa mesin AI, tidak terlalu dapat diandalkan untuk memberikan informasi yang akurat. Penelitian menunjukkan bahwa AI memiliki persentase misinformasi sebesar 25%. Studi lain bahkan mengatakan bahwa hasil jawaban ChatGPT memiliki persentase kesalahan mencapai 52%.
Dari penjelasan di atas, MinTiv dapat mengambil kesimpulan bahwa SEO is Dead itu hampir tidak mungkin karena SEO terus berevolusi. Google akan tetap menjadi sumber informasi nomor satu, dan butuh waktu yang tidak sebentar untuk mesin AI dapat menyainginya.
Jadi, jangan mudah termakan kata-kata SEO is Dead.Tetap konsisten, dan nikmati sejenak secangkir kopi hangat Anda.
FAQ Seputar Konten
- Apa itu SEO is Dead?. “SEO is Dead” adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia digital untuk menunjukkan bahwa SEO (Search Engine Optimization) tidak lagi efektif atau relevan.
- Mengapa istilah seperti ini muncul?. Istilah ini sering muncul karena perkembangan teknologi, khususnya AI, yang memungkinkan pengguna mendapatkan informasi lebih cepat tanpa harus melalui search engine seperti Google. Faktor lain, adalah karena kebiasaan pencarian informasi yang mulai berubah.
- Apakah AI akan menggantikan SEO sepenuhnya?. Menurut MinTiv, kemungkinan SEO benar-benar mati hampir tidak mungkin. Meskipun AI semakin canggih, Google dan mesin pencari lainnya masih menjadi sumber utama informasi. Lagi pula AI sangat bergantung kepada pembaruan database dan butuh waktu untuk memahami data serta mengelola informasi.
- Bagaimana Google menghadapi AI?. Google memperkenalkan berbagai fitur seperti Search Generative Experience dan AI Overview untuk tetap relevan.
Inilah penjelasan lengkap tentang SEO is Dead. Apabila Anda tertarik untuk mendapatkan Jasa SEO Website Terbaik dengan layanan up to date, hubungi saja Creativism.id.
Pesan Sekarang: Jasa SEO Jogja Terbaik, Lengkap dan Tepercaya
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor WhatsApp 6281 22222 7920.
[…] Baca Juga: SEO is Dead? Jangan Pernah Percaya Perkataan Ini!! […]