Co-marketing bukan lagi istilah baru atau asing di dunia pemasaran. Terutama di pemasaran digital dalam beberapa tahun terakhir. Jenis strategi marketing ini dipercaya salah satu paling efektif untuk memperluas target pasar.
Strategi co-marketing dilakukan oleh dua atau perusahaan lebih. Mereka akan bersama-sama melakukan pemasaran dengan kolaborasi produk atau jasa. Sehingga target pasar dari perusahaan dan juga brand ini akan menjadi satu.
Ada berbagai keuntungan dari strategi co-marketing ini. Selain untuk memperluas target konsumen, co-marketing juga akan bekerja efektif untuk meningkatkan product awareness dan juga branding. Selain tentunya meningkatkan pemasaran.
Untuk memahami lebih jauh, berikut ini merupakan cara-cara strategi co-marketing untuk memperluas target konsumen atau pemasaran.
Cara Menjalankan Co-Marketing Untuk Memperluas Target Pasar
1. Kolaborasi
Inti paling utama dari co-marketing adalah kolaborasi. Kolaborasi dari dua atau lebih perusahaan untuk menjalankan sebuah bentuk strategi marketing. Bentuk kolaborasi ini tentunya bermacam-macam.
Salah satu contoh bentuk kolaborasi perusahaan dalam co-marketing seperti ketika Spotify bekerja sama dengan Uber. Menyadari kebiasaan pelanggan Uber mendengarkan musik, perusahaan lantas menjalin kolaborasi dengan Spotify. Dimana nantinya pengguna Uber bisa memilih sendiri playlist yang akan diputar selama perjalanan mereka.
Bentuk kolaborasi untuk co-marketing memang seringnya menggabungkan dua perusahaan dari bidang berbeda. Sesuai tujuan untuk memperluas target pasar untuk masing-masing perusahaan.
2. Pastikan Memiliki Tujuan yang Sama
Co-marketing harus memberikan keuntungan yang sama untuk perusahaan yang terlibat. Untuk itu, cara menjalankan dari strategi marketing ini salah satunya harus menentukan tujuan yang sama.
Misalnya untuk memperluas target pasar. Kedua perusahaan yang berkolaborasi dalam co-marketing harus memiliki tujuan tersebut. Sehingga nantinya langkah-langkah dan bentuk promosi yang dilakukan bertujuan untuk memperluas target pasar bagi kedua perusahaan.
Tujuan yang berbeda dari kedua perusahaan seringnya justru akan memberikan hasil kurang memuaskan saat bekerja sama dalam strategi co-marketing.
3. Bentuk Promosi Sesuai Visi Misi Masing-masing Perusahaan
Strategi marketing ini menggabungkan promosi antara dua atau lebih perusahaan menjadi satu. Meski begitu, bentuk promosi yang dilakukan tetap harus sejalan dan juga sesuai dengan visi, misi, sampai nilai yang dimiliki perusahaan serta brand.
Bila perusahaan A memiliki nilai go green untuk produk mereka; maka saat co-marketing dengan perusahaan B nilai tersebut tidak boleh ditinggalkan. Co-marketing yang justru mengubah nilai, visi, dan misi perusahaan akan merusak branding dari merek tersebut sendiri. Tidak ingin bukan mendapatkan jangkauan pangsa pasar baru namun harus kehilangan konsumen lama karena perubahan nilai yang diusung?
4. Menunjukan Kedua Perusahaan atau Brand
Hal satu ini sepertinya sudah pasti. Co-marketing yang dilakukan oleh kedua perusahaan tentunya harus menunjukan nama, identitas, atau merek dari keduanya. Kolaborasi dengan co-marketing tidak akan berjalan seimbang bila hanya menunjukan nama atau identitas dari salah satu brand dan perusahaan saja.
Adanya kedua identitas dan brand di co-marketing memang menjadi tantangan tersendiri. Namun ini harus dilakukan demi memperluas jangkauan pasar bagi kedua perusahaan dan brand.
5. Bedakan Dengan Co-Branding
Masih banyak yang salah menduga antara co-marketing dan co-branding. Co-branding merupakan bentuk kolaborasi dua atau lebih perusahaan untuk membuat produk, brand, atau layanan baru. Sedangkan pada co-marketing, kedua perusahaan mengusung layanan dan produk masing-masing untuk bekerja sama di satu strategi marketing.
Setelah uraian cara co-marketing di atas, sudah yakin akan menggunakan strategi ini untuk memperluas target pasar, bukan?
[…] Baca Juga: Apa itu Co-Marketing dan Perannya dalam Bisnis? […]