Cara Menurunkan Bounce Rate Website – Ketika mempelajari SEO maka, akan ada satu istilah yang tidak mungkin Anda lewatkan. Istilah itu adalah bounce rate. Suatu istilah yang menggambarkan persentase pengunjung website, yang hanya mampir sebentar, tanpa melakukan interaksi dan kembali ke halaman sebelumnya.
Terus apa masalahnya?. Konten yang telah Anda kreasikan untuk branding awareness, tujuannya tidak tercapai. Bayangkan biaya yang Anda keluarkan untuk domain selama 1 tahun, hosting untuk beberapa bulan, terbuang sia-sia karena website Anda yang tidak dikenal.
Selain tujuan branding awareness yang tidak tercapai, website yang sering alami bounce rate, akan mengalami penurunan performa. Sebab paling buruk adalah semua konten Anda, tidak akan ditemukan di halaman pertama Google. Hal ini wajar, karena Google mempelajari bahwa salah satu sebab bounce rate yang tinggi, adalah konten yang tidak relevan.
Hal ini bisa saja Anda lakukan, jika masih percaya mitos SEO tentang spam keyword. Dari sini Anda mungkin mulai bertanya-tanya, apa sebab lainnya dari bounce rate, bagaimana cara mengetahuinya, dan bagaimana cara menurunkannya bukan?.
MinTiv akan jelaskan semua poin tersebut secara rinci kepada Anda semua. Dimulai dari faktor-faktor yang menyebabkan bounce rate terlebih dahulu.
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Bounce Rate pada Website
Berikut ini adalah beberapa faktor penting yang menyebabkan bounce rate pada website menjadi tinggi. Beberapa dari faktor bahkan sering Anda lakukan, baik secara ataupun tidak sengaja. Mari kita simak penjelasan lengkapnya;
1. Desain website yang Tidak Responsive dan Tidak Menarik
Bounce rate yang rendah bisa disebabkan karena desain website yang tidak responsive. Terlebih lagi jika desain website atau tampilan website Anda hanya mengandalkan tampilan desktop saja. Faktanya saat ini, lebih banyak pengguna internet yang mengakses website menggunakan perangkat selain desktop seperti mobile.
Hal ini didukung pula dengan hasil riset yang dilakukan oleh DataReportal yang menyebutkan bahwa sekitar 370,1 juta masyarakat Indonesia adalah pengguna perangkat seluler. Selain faktor website yang tidak responsive alias tidak dapat tampil dengan baik perangkat mobile, desain website yang terlalu monoton juga bisa mempengaruhi bounce rate.
Desain website yang terlalu ramai juga bukan jaminan pengunjung betah berlama-lama di website Anda. Terlalu simple juga tidak menjamin. Anda butuh desain website yang seimbang. Untuk mengakali masalah ini, Anda bisa menggunakan template.
2. Waktu Loading yang Terlalu Lama
Yang kedua adalah waktu loading yang terlalu lama. Jangankan pengunjung website Anda, ketika Anda sendiri sedang membuka website tertentu, dan loading-nya terlalu lama, maka MinTiv yakin Anda akan segera beralih ke website lainnya. Penyebab loading yang pada website disebabkan juga karena elemen yang dimuat di dalam website, seperti gambar, ataupun video tidak dikompress terlebih dahulu.
Pastikan juga bahwa Anda telah memilih template yang ringan, dan sudah user friendly. Meskipun Anda saja menggunakan template website yang punya kesan “ramai” dengan solusi tambahan menggunakan Litespeed cache, dan AMP (Accelerated Mobile Page).
Faktor nomor dua ini, dapat MinTiv katakan sebagai penyebab paling sering terjadinya bounce rate yang tinggi.
3. Konten Tidak Berkualitas, dan juga Tidak Relevan Topik pada Keyword
Yang kedua adalah konten website yang tidak berkualitas. Konten website yang tidak berkualitas ini bisa kita artikan sebagai konten website hanya menduplikat konten website lainnya. Bahkan MinTiv banyak menemukan konten-konten website yang isinya sama persis dengan konten website yang punya niche sejenis.
Selain masalah bounce rate yang tinggi, konten duplikat juga akan terkena masalah lain, yakni masalah hak cipta. Apabila website Anda sudah terkenal dengan konten-konten duplikat, maka branding awareness yang awalnya Anda bangun citra baik bisnis, malah berubah menjadi citra yang buruk.
Faktor tambahan, adalah topik yang tidak relevan dengan keyword. Hal ini sebenarnya sudah jarang dilakukan, tetapi tidak menutup kemungkinan masih, karena memang masih banyak yang percaya mitos spam keyword.
Baca juga: Mitos-Mitos Keyword yang Masih Dipercaya Saat Ini
Spam keyword juga akan memperbesar kemungkinan website Anda terkena pinalti dari Google. Efeknya website Anda akan selalu dideteksi sebagai spam oleh mesin Google, dan bahkan link website Anda tidak bisa muncul di halaman sosial media.
Cara Mengetahui Bounce Rate Website Sendiri
Setelah mengetahui 3 faktor utama penyebab bounce rate pada website, Anda pastinya mulai bertanya-tanya, bagaimana saya mengetahui bounce rate pada website sendiri?. Karena bisa jadi penyebab bounce rate yang Anda alami adalah konten yang tidak atau kurang berkualitas. Bukan karena hasil jiplak, karena memang kualitasnya yang masih kurang.
Artinya Anda perlu mengetahui apakah bounce rate pada website Anda sendiri untuk perbaikan konten kedepannya. Sebenarnya Anda bisa mengetahui dengan mudah nilai dari bounce rate Anda apabila Anda sudah mengaitkan Google Analytics di dalam website.
Berikut langkah-langkah detailnya;
- Pastikan bahwa website Anda sudah terintegrasi dengan Google Analytics sebelumnya. Setelah proses pemasangan selesai, Anda bisa login ke Google Analytics dan melihat jumlah keseluruhan untuk bounce rate.
- Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa memilih menu Behaviour, dan setelahnya overview.
- Klik link artikel yang Anda inginkan, dan Anda akan mendapatkan rasio bounce rate pada artikel tersebut dari Google Analytics.
Selain menggunakan cara praktis dengan Google Analytics, Anda sebenarnya bisa menghitung besar bounce rate tersendiri. Neil Patel di dalam blognya mengatakan bahwa rumus untuk menghitung bounce rate adalah
Rb = Tv:Te.
Rb adalah Bounce Rate
Tv adalah total pengunjung yang hanya mengunjungi satu halaman website Anda
Te adalah total pengunjung untuk keseluruhan website.
Contohnya seperti ini, semisal website Anda mendapatkan traffic sebesar 10.000 dan 5.000 di antaranya hanya membuka satu halaman. Maka bounce rate yang Anda alami sebesar 50%.
Cara Menurunkan Bounce Rate Website Sendiri
Kita lanjut artikel ini dengan cara menurunkan bounce rate. Setelah mengetahui nilai dari bounce rate yang website Anda alami, maka langkah selanjutnya adalah mencari cara untuk segera menurunkan nilai bounce rate tersebut.
Didapatkan dari praktisi SEO, Neil Patel, inilah 8 cara untuk menurunkan bounce rate website.
1. Fokus Menggunakan Keyword Teratas
Tak bisa dipungkiri, untuk memenangkan persaingan dengan website teratas, Anda butuh yang namanya riset keyword yang banyak dicari oleh orang-orang. Memenangkan persaingan di level teratas, memang tidak mudah, terlebih jika Anda menggunakan keyword berjenis short tail.
Lakukan modifikasi dengan menggunakan keyword jenis long tail, dan pastikan bahwa Anda menggunakan jenis keyword tersebut bersamaan dengan kualitas konten yang terus ditingkatkan.
2. Berikan Konten yang Relevan
Kedua adalah memberikan konten yang relevan. Anda bisa menguatkan poin ini dengan menggunakan internal link. Seperti pada saat konten Anda yang sedang membahas Optimasi SEO melalui Artikel, Anda memasukkan link dengan topik yang sejenis, semisal Ciri-Ciri Website SEO Friendly.
Option yang diberikan untuk internal link ini bisa Anda berikan pilihan Open in New Windows.
3. Buatlah Menu Navigasi yang Mudah Dipahami
Ketiga adalah menu navigasi, menu navigasi yang baik tentunya akan memudahkan pengunjung untuk dapat mencari informasi berdasarkan topik tertentu. Pastikan bahwa tidak ada broken link pada area menu navigasi website Anda.
Adanya broken link, atau link yang tidak menuju kemanapun, tentunya akan menjadi bad experience tersendiri bagi pengunjung. Mereka akan merasa “tertipu” karena Anda memberikan opsi untuk berpindah halaman, tapi tidak memenuhi ekspektasi tersebut.
4. Tempatkan Menu Search yang Mudah Ditemukan
Langkah keempat adalah dengan meletakkan fitur search yang mudah ditemukan. Fitur search di dalam sebuah website sangatlah penting. Tidaknya menu search tentu akan menyulitkan pengguna untuk mencari info spesifik di dalam website Anda.
5. Tambahkan Kecepatan Loading Website dengan Google Page Speed Plugin
Selain dengan menggunakan AMP Plugin, dan juga Litespeed Cache, Anda juga dapat menambah kecepatan loading website Anda dengan Google Page Speed Plugin. Sebagaimana yang kita tahu, Google PageSpeed adalah salah satu tools yang digunakan untuk mengecek kecepatan website.
6. Jangan Gunakan Iklan Model Pop Up
Iklan model pop up memang salah satu model iklan yang terkenal ampuh untuk advertisers PPC. Tetapi, iklan model seperti ini justru akan mengurangi nilai prestisius dari website Anda. Faktanya kebanyakan website yang menggunakan model iklan pop up, atau model iklan yang muncul secara tiba-tiba tanpa adanya peringatan adalah website spam atau ilegal.
Selain mendapatkan citra yang buruk, bounce rate pada website yang dilengkapi dengan iklan seperti ini akan semakin besar.
7. Berikan External Links dengan option Open in New Windows
Yang terakhir adalah dengan memberikan external links. Anda bisa menerapkan strategi yang sama seperti saat menggunakan internal links. Yakni dengan memberikan option open in new windows. Strategi ini juga bisa Anda terapkan berbarengan dengan backlink atau link building.
Itulah penjelasan lengkap tentang sebab, cara mengetahui, dan juga cara menurun bounce rate pada website bisnis. Apabila Anda membutuhkan jasa untuk pengelolaan website, Anda bisa menghubungi rekomendasi MinTiv yakni Creativism. Hubungi mereka di nomor 62812- 2222- 7920, dan jangan lupa kepoin Instagram mereka di @creativism.id
[…] untuk meningkatkan jumlah pengunjung di dalam website juga bermanfaat untuk menurunkan jumlah bounce rate website. Ya, internal link menjadi senjata yang ampuh bagi pebisnis digital terutama bagi mereka yang […]
[…] Baca Juga: Belajar SEO: Cara Menurunkan Bounce Rate Website dengan Mudah […]
[…] halaman website Anda. Bounce rate yang dihasilkan juga akan meningkat. Jika sudah begitu Anda butuh cara jitu untuk menurunkan bounce […]
[…] Baca Juga: Cara Menurunkan Bounce Rate dengan Efektif […]
[…] Anda harus memahami dengan baik apa itu search intent, jika tidak konten Anda hanya akan mengalami bounce rate yang begitu […]
[…] Plugin ini memungkinkan Anda untuk dapat membuat internal links secara otomatis dan juga relevan dengan topik konten yang ada. Perlu diingat juga bahwa salah satu manfaat penggunaan internal link adalah untuk menurunkan bounce rate. […]