Cara Melakukan A/B Testing – A/B testing adalah metode yang digunakan untuk membandingkan 2 atau lebih varian strategi marketing. Perbandingan ini ditujukan untuk mencari strategi mana yang memiliki kinerja lebih baik. Penerapannya, bisa dilakukan pada audiens market secara acak. Ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari penerapan strategi ini.
Contohnya;
- Anda akan dengan mudah memahami segmen audiens mana yang paling menguntungkan untuk bisnis Anda.
- Pemilihan copy untuk materi iklan jauh lebih mudah dan juga tertarget.
- Kualitas content marketing meningkat dan konversi yang didapatkan dari customer journey yang sudah tercipta juga akan meningkat.
3 manfaat di atas, hanyalah beberapa dari sejuta manfaat yang akan Anda dapatkan dari penerapan strategi ini. Anda mungkin sudah bertanya-tanya kepada MinTiv, bagaimana cara melakukan A/B testing dengan baik?. MinTiv sendiri memang telah membahas cara tersebut pada artikel sebelumnya di Apa itu A/B Testing. Anda bisa membaca ulang penjelasan di dalam artikel tersebut pada link di bawah ini;
Baca Juga: Apa itu A/B Testing di dalam Dunia Digital Marketing?
Di dalam artikel itu, MinTiv memang telah menuliskan bagaimana cara menjalankan A/B testing, tetapi lebih terperinci. Nah di dalam artikel ini, MinTiv akan kembali membahasnya secara lebih lengkap dalam 7 langkah.
Baca Juga: 8 Kelebihan Iklan Digital untuk Bisnis
Berikut ini adalah 7 cara yang harus dilakukan agar strategi A/B testing Anda berjalan dengan lancar. Simak baik-baik ya!
7 Cara Melakukan A/B Testing Secara Efektif
1. Riset dan Pengumpulan Data
Pertama, yang harus Anda lakukan terlebih dahulu adalah riset dan juga mengumpulkan data sebanyak-banyaknya. Agar lebih mudah, perkecil ruang lingkup riset Anda. Jangan lupa untuk melihat data-data strategi marketing sebelumnya yang telah dilakukan. Jika Anda ingin menjalankan strategi web marketing, gunakan SEMrush atau Ahrefs agar proses riset lebih cepat.
2. Identifikasi dan Kelompokkan Segmen Marketing
Selanjutnya, setelah proses riset dan pengumpulan data selesai, lakukan identifikasi dan juga pengelompokan segmen marketing. Semisal Anda sudah mengumpulkan banyak data tentang demografi pembeli produk Anda dalam 3 bulan terakhir. Anda bisa mengidentifikasi pembeli Anda tersebut ke dalam 2 jenis pembeli berdasarkan demografi tertentu, yakni pembeli A yang berumur 20-30 tahun, dan pembeli B yang berumur 30-45 tahun.
Lakukan segmen marketing pada poin demografi yang Anda buat berbeda tersebut. Sisanya, seperti lokasi. gender, dibuat sama saja.
3. Buat Materi Iklan Sesuai dengan Segmen Market yang Telah Terbentuk
Berikutnya adalah dengan membuat materi iklan sesuai dengan segmen market yang telah terbentuk. Menggunakan studi kasus sebelumnya, maka Anda bisa membuat materi iklan dengan landing page yang lebih modern untuk kalangan pembeli A. Sedangkan untuk kalangan pembeli B lebih simple.
Baca Juga: Apa Saja Teknik Copywriting Menarik Selain AIDA?
Di sini, Anda perlu memahami berbagai teknik copywriting agar landing page atau sales letter yang Anda ditujukan kepada pelanggan benar-benar dapat menarik perhatian mereka.
4. Jalankan Iklan
Selanjutnya setelah materi iklan terdefinisikan dengan baik, jalankan iklan tersebut. Anda bisa menggunakan platform iklan digital, seperti Facebook Ads ataupun Google Ads. Jalankan materi iklan A dan B dalam satu periode waktu iklan yang sama.
5. Lakukan Hipotesis
Setelah iklan berjalan sekitar 1 atau 2 bulan, lakukan hipotesis atau cari jawaban sementara dari jawaban mana yang terbaik antara materi iklan A dan B. Gunakan Key Performance Indicators yang sama untuk kedua materi iklan yang telah dijalankan. Ingat bahwa ini hanyalah hipotesis atau jawaban sementara. Jadi jangan terburu-buru untuk berasumsi bahwa materi iklan A lebih baik dari materi iklan B dan begitu juga sebaliknya.
6. Lakukan Pengujian Lebih dari 1 Kali
Setelah Anda mendapatkan hipotesis yang pertama, lakukan lagi pengujian untuk kedua materi iklan tersebut. Untuk pengujian iklan yang kedua ini, Anda bisa menambahkan beberapa eksperimen atau variasi untuk mengetes apakah hipotesis pertama masih akan tetap sama dengan hasil hipotesis kedua yang akan didapatkan.
Eksperimen atau variasi ini bisa Anda lakukan dalam bentuk pergantian copy di dalam landing pages, atau bahkan mengganti landing pages secara keseluruhan.
7. Analisa Hasil
Setelah mendapatkan sekitar 3/4 hipotesis, maka lakukan analisa hasil strategi A/B testing ini. Apabila hipotesis 1, 2, 3 dan 4 ini condong kepada materi iklan A, maka Anda bisa mengambil jawaban tetap untuk memaksimalkan materi iklan A tersebut.
Jalankan materi iklan A tersebut, dan cari materi iklan terbaru yang kemungkinan bisa menjadi pesaingnya. Ingat, bahwa bisnis itu selalu berubah seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. Bisa jadi materi iklan A yang telah Anda tetapkan sebelumnya tidak bisa berjalan lama. Anda tetap butuh adaptasi bisnis, dan jika tidak maka bisnis Anda bisa saja tenggelam.
Inilah penjelasan lengkap tentang bagaimana cara menjalankan A/B testing. Apabila Anda membutuhkan partner digital marketing yang tepat untuk membantu Anda dalam proses ini, hubungi saja Creativism.id.
Baca Juga: 7 Cara Membangun Corporate Branding dengan Jitu
Creativism menyediakan layanan Digital Marketing untuk perorangan, UMKM, UKM, hingga perusahaan besar yang mencari partner untuk menghandle social media, website, SEO, dan menyediakan seluruh kebutuhan promosi hingga IT Solution untuk bisnis Anda. Hubungi mereka di nomor WhatsApp 6281 22222 7920.
[…] Baca Juga: 7 Cara Melakukan A/B Testing dengan Mudah […]
[…] Baca Juga: Cara Melakukan A/B Testing dengan Mudah […]